KAJEN,Radarpekalongan.id – Bencana alam tanah longsor terjadi di Desa Depok, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, Kamis (2/2/2023) malam, sekitar pukul 23.00 WIB. Tebing setinggi ratusan meter di desa ini longsor sehingga menutup jalan utama menuju perkampungan warga yang letaknya di bawah tebing. Jalan antar dukuh di atas tebing sepanjang 30 meter hilang tergerus ke bawah. Tiga rumah di atas tebing itu juga membahayakan karena bagian teras rumahnya tergerus longsor.
Kepala Desa Depok Cipto, Jumat (3/2/2023) siang, mengatakan, akibat diguyur hujan lebat, tebing di desa itu longsor. Material longsor menutup akses jalan utama menuju ke Desa Depok yang berada di bawah tebing tersebut.
“Salah satunya dampak longsor di desa kami jalan utama tertutup total tidak bisa dilalui kendaraan. Jalan kaki pun susah. Ini sudah hampir selesai Alhamdulillah. Tadi hanya berhenti sebentar (kerja baktinya, red) untuk Jumatan. Ini kerja bakti lagi,” kata Cipto, sore tadi.
Baca Juga:Malam Jumat Kliwon, Kecamatan Lebakbarang Dihajar LongsorOperasi Pekat di Kota Santri, Polisi Temukan Ratusan Botol Miras di Warung Pinggiran Desa
Dikatakan, tebing yang longsor itu merupakan kebun milik warga. Ada dua kebun warga yang longsor. Yakni milik Wahito dan Mbah Wanto. di atas tebing itu terdapat jalan lingkungan yang ikut tergerus hingga badan jalannya hilang.
“Jalan lingkungan ini menghubungkan area pertanian dan di situ ada tiga rumah warga. Itu sudah mepet, terasnya sudah diterjang longsor. Tiga rumah ini milik Sudiro, Duryani, dan Tuhem. Kerugian material ya luar biasa karena jalan lingkungan kita juga ambles,” ujarnya.
Disebutkan, badan jalan lingkungan sudah putus total sepanjang 30 meter, dengan lebar jalan 2 meter. Jalan lingkungan ini hubungkan akses pedukuhan di bawah yaitu Dukuh Depok Krajan ke area pedukuhan yang atas yaitu Dukuh Gunung Sari. Jalan ini juga akses utama menuju ke lahan pertanian warga.
“Jalan ini sangat penting karena itu kebutuhan warga tiap hari lewatnya situ,” katanya.
Dengan hilangnya badan jalan lingkungan itu, akses warga ke Dukuh Gunung Sari dan area pertanian memutar melintasi kebun-kebun warga. Karena itu satu-satunya akses jalan.
“Alternatif lain lewat area perkebunan warga. Muter ke kanan, depan makam, terus ambil ke kiri masuk ke kebun cengkih, terus turun ke rumah situ. Lha tapi keadaan rumah, khususnya Pak Sudiro sangat membahayakan. Misalkan dihuni juga bahaya. Di atas tiga rumah itu, lebih banyak rumah di Dukuh Gunung Sari,” terang dia.