RADARPEKALONGAN.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang menyesalkan gagalnya normalisasi Sungai Gabus sebagai upaya pengendalian banjir rob di Kota Batang. Terlebih, beberapa desa di sepanjang Sungai Gabus diketahui rutin menjadi langganan banjir karena luapan debit sungai.
“Tentu kami sangat sayangkan dan sesalkan tidak jadi atau gagalnya normalisasi Sungai Gabus yang akan dikerjakan oleh BBWS Pemali Juwana itu,” ungkap Sekretaris BPBD Kabupaten Batang, Puji Setiyo Wati, saar ditemui dikantornya, Kamis (9/2/2023).
Ia mengatakan, jika turun hujan selama tiga jam tanpa henti, pasti Sungai Gabus akan meluap, dan berdampak banjir yang merendam hampir puluhan hingga ratusan pemukiman warga setempat.
Baca Juga:Normalisasi Sungai Gabus Batang Gagal, Anggaran Dialihkan ke Kota PekalonganDijual Rp 8.500 per Kg di Operasi Pasar, Beras Medium Bulog Diserbu Warga Kendal
“Ya, gagalnya normalisasi sungai Gabus ini tentunya dampaknya akan melebar. Sebab, bencana banjir di Kota Batang sudah menjadi agenda rutin apabila turun hujan lebih dari tiga jam tanpa henti,” jelasnya.
Sementara itu, disebutkan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Batang, Suryantoro bahwa memang keberadaan Sungai Gabus dengan kondisi seperti sekarang ini seringkali menimbulkan banjir.
“Apabila turun hujan pasti air dari sungai itu meluap, menggenangi jalan hingga merendam pemukiman warga setempat. Sedikitnya ada tujuh desa yang merasakan dampak dari luapan air Sungai Gabus itu,” terangnya.
Adapun, disebutkan dia, beberapa desa yang sering terendam banjir dari aliran Sungai Gabus itu ialah Watesalit, Kalipucang Wetan, Kalipucang Kulon, Karanganyar, Kasepuhan, Denasri Wetan, dan Denasri Kulon.
“Dari sejumlah desa itu, ada dua desa yang terdampak paling parah, yakni Watesalit dan Kasepuhan. Bisa sampai merendam pemukiman warga. Adapun, ketinggian air banjir rata rata sekitar 80 cm,” tandasnya. (fel/sef)