Kota Marhss memang berada di dalam jalur perlintasan berbagai peradaban dunia.
Kota-kota di sekitar Marash adalah kota-kota berperadaban tua. Di zaman apa pun peranannya sangat penting. Terutama sebelum hadirnya lalu-lintas laut dan udara. Inilah kawasan penghubung antara Eropa (Roma) dan Istanbul ke Jerusalem dan Asia Tengah.
Aleppo yang tidak jauh di selatan Marash adalah kota paling metropolitan di zaman itu. Aleppo adalah kota penting di Syria. Ketika Aleppo hancur di perang Syria belakangan ini, pengungsi membanjir ke utara. Ke Turki. Termasuk ke kota Marash. Begitu banyak pengungsi Syria di Marash. Mereka lari dari kekejaman perang. Kini mereka menjadi korban kekejaman gempa.
Baca Juga:Awas, Cuaca Ekstrim Diperkirakan akan Terjadi di Jawa Tengah Selama 3 Hari ke DepanSalam Baru
Marash dan 9 provinsi di sekitarnya paling parah menderita gempa. Gempa itu sampai ke Syria bagian utara. Dari Marash hanya 2 jam ke perbatasan Syria dengan mobil.
Meski Marash tergolong kota kecil di Turki (berpenduduk sekitar 500.000 orang) ada universitas yang unik: pusat kajian tafsir-tafsir Quran Indonesia.
Muhammad Aqilsyah juga memilih kuliah di Marash. Aqil memilih jurusan sejarah Turki. Marash adalah pusat sejarah Turki. Aqil asli Condet, Jakarta Selatan. Ia alumni madrasah di Bogor yang didirikan oleh tokoh Muhammadiyah, Bahtiar Nashir. Aqil menghafal Quran di pondok itu. Ia sudah hafal 23 juz ketika harus berangkat ke Maras. Ayahnya sudah meninggal. Ibunya punya kios kain di Depok
“Saya lagi mainan HP ketika gempa terjadi,” ujar Aqil. “Saya belum tidur sepanjang malam itu,” tambahnya.
Aqil main HP dini hari itu juga untuk, katanya, mengapresiasi dirinya sendiri. Sudah seminggu terakhir otaknya terkuras. Bahkan sejak sebelum itu. Minggu lalu adalah minggu ujian. Ujian baru saja selesai.
Ketika gempa terjadi, Aqil tidak langsung lari. Ia tinggal di lantai 2 asrama empat lantai. Asramanya tidak rusak. Padahal di pusat gempa. Hanya lemari yang bergeser. Dan lemari buku terempas.
Setelah terjadi gempa susulan, Aqil turun dan menuju halaman. Lalu menelepon ibunya di Depok. Ada 6 mahasiswa Indonesia lainnya di asrama yang sama. Mereka lantas mengungsi ke kampus. Semua mahasiswa Indonesia kumpul di kampus. Untuk diungsikan ke Wisma Indonesia di Ankara.