Seperti diketahui bahwa prinsip coaching adalah kemitraan antara pemimpin dengan anak buahnya (karyawan) dalam bentuk percakapan kreatif. Dalam proses coaching akan terbentuk budaya belajar bersama atas masalah yang sedang dihadapi organisasi.
Pada saat peran leader as coach dijalankan di setiap jenjang manajerial maka di sanalah terjadi collaborative learning, pemberdayaan yang melekat pada setiap nafas gerak organisasi menuju perubahan.
Peran leader as coach akan mengubah gaya kepemimpinan dari gaya kepemimpinan transactional leader menuju gaya kepemimpinan transformative leader. Dari kepemimpinan top down, mengawasi dan memberi sanksi menuju kepemimpinan yang humanis, memberdayakan dan membangun collaborative learning menuju perubahan organisasi.
Baca Juga:Mahasiswa Undip Buat Pojok Baca untuk Siswa SDN MendoloMahasiswa KKN Undip di Desa Mendolo Perkenalkan Pemasaran Digital kepada Pelaku Usaha
Dengan kata lain, gaya kepemimpinan berbasis coaching, membawa perubahan gaya kepemimpinan dari “pemimpin super” menuju “pemimpin pemberdayaan”, yang ditandai berubah gaya kepemimpinan: dari inspektur dan evaluator yang gemar memberikan sanksi menuju seorang mitra pengembangan potensi diri yang memberdayakan; dari pendekatan kuasa menjadi pendekatan kemitraan (Al Fallaq, 2017).
Leadership dan coaching ibarat dua sisi mata uang, dua hal yang harus ada dalam dunia kepemimpinan. Jika definisi kepemimpinan (leadership) adalah seni mempengaruhi anak buah untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemberdayaan; coaching adalah cara yang cocok untuk pemberdayaan SDM.
Hal ini karena coaching itu teknik mudah dan murah yang penerapannya pada setiap jenjang manajerial. Coaching dapat menciptakan banyak pemimpin perubahan di dalam organisasi.
Coaching ibarat nutrisi bagi organisasi. Peran utama seorang Leader as Coach adalah menginfuskan nutrisi tersebut ke dalam tubuh organisasi sehingga lebih sehat dan kuat untuk menghadapi perubahan.
Perubahan Budaya Organisasi
Peran pemimpin adalah menggerakkan atau mentransformasikan SDM menuju target perubahan. Melalui gaya kepemimpinan coaching (leader as coach) berimbas pada perubahan budaya organisasi (organisational culture change).
Kepemimpinan yang transformatif membawa perubahan budaya organisasi: dari budaya organisasi yang birokratik-mekanik (top down) ke budaya organik yang partisipatif. Atau dari budaya yang berwarna kekuasaan (power culture) ke budaya bernuansa partisipatif (web culture: jejaring antar individu dan unit secara horizontal).