Perubahan budaya organisasi ini ditandai dengan adanya 2 (dua) budaya baru organisasi yang elementar yakni learning culture (budaya belajar) dan coaching culture (budaya coaching).
Learning culture (budaya belajar) ditandai dengan individu dan timnya terbiasa merespon setiap tantangan/ kerja dengan cara menghadapi, mempelajari dan menemukan solusinya.
Hal ini akan terjadi jika pemimpin/manajer menempatkan dirinya sebagai coach (leader as coach); ia bersama anak buah dan timnya bekerja sama untuk menghadapi tantangan melalui proses belajar terus menerus; dan proses coaching yang mendorong mereka untuk pengembangan diri dan peningkatan kompetensi.
Baca Juga:Mahasiswa Undip Buat Pojok Baca untuk Siswa SDN MendoloMahasiswa KKN Undip di Desa Mendolo Perkenalkan Pemasaran Digital kepada Pelaku Usaha
Dengan kata lain, antara coach dan coachee selalu berada dalam suasana belajar di tengah kesibukannya
Sementara Budaya coaching terbentuk ketika pimpinan dan manajer di setiap lini manajerial menggunakan teknik coaching pada setiap aktivitas pemberdayaan SDM.
Dengan kata lain, budaya coaching adalah sebuah habit yang berorientasi pembelajaran dan pemberdayaan bersama antara pimpinan dan anak buahnya dalam rangka peningkatan kinerja organisasi.
Ketika pendekatan coaching sudah menjadi habit, dijadikan salah satu strategi pemberdayaan SDM yang yang muncul di dalam program-program organisasi maka coaching culture sudah menjadi budaya organisasi.  (*)                                                  Â
*) Waidi, Dosen Universitas AMIKOM Purwokerto.