Direktur PNM, Muhamad Fajar Subkhan menyambut gembira adanya laboratorium ini. Menurut Fajar Subkhan, laboratorium perkeretaapian tersebut bukan hanya berfungsi sebagai tempat praktikum mahasiswa, tetapi juga untuk menjadikan Madiun sebagai kota industri perkeretaapian.
“Kami ingin laboratorium perkeretaapian ini menjadi sarana pembelajaran serta research & development atau penelitian terapan yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dengan industri,” ujar Fajar optimistis.
Usai peresmian, beberapa tamu yang hadir diperkenankan menaiki Kereta Trainer Hybrid sesuai dengan lintasan rel yang sudah dibangun. Lintasan melingkar tersebut dimulai dari Gedung C Kampus 2 PNM sampai dengan Laboratorium Stasiun dan Train Set Trainer. Kereta Trainer Hybrid merupakan kereta bertenaga diesel dan listrik yang dikembangkan oleh PNM nantinya akan dikembangkan untuk beralih ke tenaga surya.
Baca Juga:Leadership Coaching dan Perubahan Budaya Organisasi Dua Kata Kunci untuk KemajuanMahasiswa Undip Buat Pojok Baca untuk Siswa SDN Mendolo
Saat menaiki Kereta Trainer Hybrid, Menko Muhadjir Effendy pun memberi komentar positif. Ia mengaku bangga atas langkah progresif yang dilakukan PNM dalam berkolaborasi dengan industri. Menurut Muhadjir, PNM telah memberikan contoh nyata revitalisasi pendidikan vokasi.
Selain peresmian gedung laboratorium perkeretaapian, pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan kerja sama atau memorandum of understanding (MoU) antara PNM dengan Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun (PPI), PT Industri Kereta Api Persero (INKA), Swiss International Technical Connection (SITECO), Maspion IT, dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). (*)