Setelah menempuh perjalanan jauh, Imam Hambali pun sampai di Bashrah saat isya. Ia shalat, lalu memutuskan istirahat di dalam masjid. Tetapi ia diusir oleh marbot masjid. Imam Ahmad bin Hanbal pun memutuskan tidur di teras, tetapi kembali diusir sang marbot, sampai ia didorong-dorog ke jalan. Saat itulah ia ditawari menginap di rumah si pembuat roti yag ada di samping masjid.
Imam Hanbal pun duduk beristirahat tepat di belakang pria yang sedang membuat roti ini. Dan sekilas ternyata Imam Hanbal melihat perilaku si pembuat roti yang tak umum, yakni selalu membaca istighfar saat membuat adonan roti. Ia hanya berhenti istighfar saat diajak bicara, setelahnya lanjut istighfar lagi.
Merasa penasaran, Imam Ahmad bin Hanbal pun bertanya pada si pembuat roti. “Sudah berapa lama kamu mengamalkan istighfar seperti ini?”. Ternyata amalan itu sudah dilakukannya bertahun-tahun lamanya. “Saya menjual roti sudah 30 tahun, dan sejak itu (memulai menjual roti) saya lakukan ini (beristighfar).”
Baca Juga:Era Medsos, Polres Kendal Ajak Insan Pers Bantu Tangkal Berita HoaksBupati Dico Promosikan Motor Listrik Pabrikan Kendal ke Wali Kota Medan
Imam Hambali pun semakin penasaran. Ia bertanya tentang manfaat yang diterima penjual roti setelah 30 tahun selalu beristighfar. “Hajat yang saya minta pasti dikabulkan Allah, semua yang saya minta kepada Allah langsung diterima.” kata si penjual roti.
“Semuanya?” timpal Imam Hambali.
“Ya, semuanya dikabulkan Allah, kecuali satu hajat saya yang belum dikabulkan Allah.”
“Apa itu?” tanya sang Imam kian penasaran.
“Saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan Imam AHmad bin Hanbal.” kata si penjual roti santai.
Sesaaat itu juga, sontak Imam Ahmad bertakbir. Ia baru menemukan alasan kenapa hatinya tiba-tiba ingin ke Kota Bashrah. “Allah telah mendatangkan saya jauh dari Baghdad ke Bashrah, bahkan sampai didorong-dorong marbot masjid itu sampai ke jalanan karena istighfar yang kamu lakukan.”
Penjual roti terperanjat dan langsung memuji Allah. Ia nyaris tak percaya bahwa sosok di hadapannya adalah ulama besar yang selama ini ingin ditemuinya, dan selalu ia pintakan pada Allah. Dan ternyata, bukan ia yang menemukan atau mencarinya, melainkan Imam Ahmad sendiri yang mendatanginya atas izin Allah. Itulah kekuatan doa, sebuah keajaiban terjadi saat doa bekerja.