RADARPEKALONGAN.ID – Kawasan pesisir di Kabupaten Batang ternyata mulai merasakan dampak negatif dari keberadaan tanggul laut Kota Pekalongan. Salah satu indikasinya adalah naiknya air rob yang sudah mulai merambah ke pemukiman warga.
Kabid Infrastruktur dan Perkembangan Wilayah, Bapelitbang Batang, Sudarno mengatakan, proyek tanggul laut Kota Pekalongan sudah menunjukkan dampak bagi Kabupaten Batang. Mulai dari abrasi Pantai Sigandu, dan banjir rob di Denasri yang kini sudah mulai masuk ke pemukiman.
“Oleh karenanya, kami akan mengusulkan agar proyek tanggul laut Kota Pekalongan itu dilanjutkan hingga masuk wilayah Kabupaten Batang. Terlebih hal itu juga masuk bagian dari Perpres mengenai pengendalian banjir,” ungkapnya, baru-baru ini.
Baca Juga:Masa Panen Mulai Berlangsung, Saatnya Harga Beras TurunGuru dan Masa Depan Pola Pikir Bangsa tentang Sampah
Rencana usulan pembangunan tanggul laut di pesisir Batang ini juga sebagai alternatif atas batalnya rencana normalisasi Sungai Gabus. Pemerintah Kabupaten Batang mengakui tidak menganggarkan uang ganti rugi bagi masyarakat yang bidang tanahnya terdampak program pengendalian banjir rob Sungai Gabus.
Pemkab Batang tak bisa mengalokasikan anggaran mendadak atau di tahun anggaran berjalan. Sebab anggaran tersebut harus direncanakan terlebih dahulu dari tahun sebelumnya.
“Dengan tidak jadinya proyek itu, tahun ini kami akan berkirim surat ke Kementerian PUPR. Kami akan meminta proyek lanjutan tanggul laut Kota Pekalongan. Di mana harapannya, tanggul itu bisa untuk mengcover permasalahan Sungai Gabus. Dengan gambaran, tanggul itu akan dimulai dari Degayu, kemudian Denasri, Kasepuhan, dan Karangasem Utara,” jelas Sudarno.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang menyebut bencana banjir rob di wilayahnya tak lagi bisa dihindarkan. Sejumlah akses jalan, persawahan, pemukiman, lembaga pendidikan, hingga tempat wisata terdampak oleh bencana itu.
“Sebenarnya fenomena banjir rob di Batang itu sudah ada sejak lama. Namun tak dapat dipungkiri, tingkat keparahannya mulai dirasakan sejak kurun waktu dua tahun belakangan ini,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Batang, Ulul Azmi, Desember 2022 silam.
BPBD Batang sendiri belum secara eksplisit menyebut kenaika rob di pesisir Batag sebagai dampak dari tanggul laut Kota Pekalongan. Namun demikian, mereka menyebut fenomena rob Batang ini meningkat intensitasnya dalam dua tahun terakhir, seiring keberadaan tanggul laut Kota Pekalongan. (fel/sef)