Ketika mereka akan pamit dari rumah Baiquni, Dhania datang. “Yang ini tidak dibawa sekalian?” ujar Dhania kepada penyidik. Sambil berkata begitu Dhania mengambil copy rekaman tersebut.
Penyidik pun mendapatkan barang bukti yang sangat berharga. Khususnya dalam mengaitkan pembunuhan itu dengan dalang Sambo.
Anda sudah tahu: sebelum itu ada upaya Sambo untuk cuci tangan. Sambo membuat skenario bahwa ia tidak di rumah saat ”tembak-menembak” terjadi. Tapi dengan copy rekaman itu, Sambo ternyata cuci tangan dengan darahnya sendiri.
Baca Juga:Motif SamboAll New Agya 2023, Mobil Hemat Bahan Bakar yang Inovatif dan Sporty
“Menurut pendapat saya, lebih penting rekaman yang diberikan Dhania itu dibanding pengakuan Eliezer,” ujar Roy yang juga pernah lama memimpin The Jawa Pos Institute of Pro-otonomi.
Roy pernah bikin iri wartawan se-kantor. Roy-lah yang berhasil menaklukkan cinta wartawati kami yang tercantik saat itu. Kini, si wartawati menjadi notaris terkenal di Malang.
Adil mana: hukuman Rizal yang diturunkan atau hukuman Eliezer yang dinaikkan?
“Hukuman Eliezar dinaikkan. Jadi 15 tahun. Toh tuntutan jaksa 12 tahun,” ujar Roy.
Hakim punya pertimbangan lain: Eliezer masih muda. Belum pernah dihukum. Bersikap sopan di sidang. Dan yang penting: keluarga almarhum Yosua sudah memaafkannya.
Memang banyak sekali tokoh yang bersimpati pada Eliezer. Mereka sampai mengedarkan petisi. Mendukung Eliezer. Agar bisa dihukum ringan. Ditandatangani beramai-ramai. Alasan mereka: Eliezer adalah korban seorang pemimpin yang sempurna keburukannya.
Ichad –nama panggilan Richard Eliezer Pudihang Lumiu– awalnya sudah pasrah: ia pasti dihukum mati. Karena itu ia sudah minta agar maituanya pulang ke Manado. Jangan lagi berharap bersuamikan dirinya.
Baca Juga:Biji Nangka Ternyata Mengandung Banyak Manfaat, Salah Satunya Menurunkan Kadar Kolesterol JahatNehi Adani
Ichad tidak berani mengaku bahwa penembakan itu akan perintah Sambo, atasannya. Ia di bawah tekanan. Sebagai polisi dengan pangkat terendah apalah artinya di depan seorang jenderal bintang dua Sambo.
Roy setuju hukuman pada Ichad diperingan. Tapi tidak sedramatis itu. “It’s unfair. Bisa jadi preseden buruk. Anak buah tutup mata, tutup akal, tutup nurani, saat menerima perintah atasan. Termasuk untuk melakukan kejahatan berat seperti pembunuhan berencana,” ujar Roy.
Ichad dua kali gagal tes masuk polisi. Ia melamar lagi: untuk pangkat lebih rendah, paling rendah. Berhasil. Ia seorang pendaki gunung, perenang tangguh dan guru pendaki tebing.