Benarkah Mental Generasi Z Lebih Lembek dari Generasi Milenial?

mental generasi z
Salah satu stereotip terhadap mental generasi Z adalah lebih tertekan dan mudah depresi. (Credit foto: Adobe Stock)
0 Komentar

Faktor lainnya yang sering dihubung-hubungkan dengan mental generasi Z adalah keadaan ekonomi nereka yang lebih sejahtera dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini membuat generasi z menyukai hal yang berbau instan dan kurang mengenal bagaimana proses yang harus ditempuh generasi sebelumnya ketika menginginkan sesuatu.

Mental generasi Z yang menyukai hal instan ini juga terkait dengan kehidupan mereka yang terkoneksi satu sama lainnya akibat masifnya penggunaan media sosial. Media sosial ibarat ruang publik maha besar yang memungkinkan setiap orang dengan mudahnya melihat bagaimana kehidupan orang lain lalu membanding-bandingkan dengan diri sendiri, mengukur kebahagiaan diri sendiri dengan orang lain hingga memunculkan standar kebahagiaan versi dunia maya yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan adanya perasaan cemas, insecure, iri, tidak percaya diri hingga merasa tidak pantas hidup yang dialami oleh sebagian besar generasi z.

Standardisasi kehidupan hingga tingginya persaingan juga dipandang turut berkontribusi terhadap mental generasi Z, mereka menjadi lebih mudah frustasi menjalani hidup. Parahnya lagi, generasi Z dikenal lebih ekspresif, bahkan eksplosif dibanding generasi milenial saat beraktivitas di media sosial. Banyak orang menilai mental generasi Z ini berdasarkan apa yang diekspresikan generasi ini di media sosial. Bagaimana semua situasi, dari bahagia, sedih, galau, frustasi, hingga kemerahan sedemikian mudah diekspresikan ke publik melalui media sosial. Hal ini juga turut menambah daftar alasan sehingga mental generasi Z dipandang lemah, ya karena kurangnya filter atas privasi.

Masalah Lama

Baca Juga:Gerakan Anti Sampah, BRI Ajak Pedagang Kelola Sampah Jadi DuitJadwal Bioskop Pekalongan Hari Ini 16 Februari 2023, Tayang Perdana Para Betina Pengikut Iblis!

Penjelasan di atas mungkin sedikit menggambarkan mental generasi Z, kenapa dianggap lebih lembek. Tetapi penjelasan tersebut tentu tidak 100% benar, pun tidak 100% salah. Lalu bagaimana sebetulnya isu kesehatan mental generasi Z?

Yang perlu dipahami, masalah kesehatan mental generasi Z seperti yang menjadi stereotip umum, sebetulnya bukanlah hal baru. Karena isu kesehatan mental telah terjadi sejak dulu, hanya saja perkembangan teknologi dan masifnya informasi mempengaruhi aware orang dengan kesehatan mental.

Sejak dulu juga banyak kasus depresi dan perasaan tertekan pada generasinya, tetapi mungkin generasi sebelumnya tidak terlalu terbuka dengan masalah ini. Dulu, sering dijumpai orang dengan gangguan mental yang memilih diisolasi keluarganya dengan cara dipasung. Menurut KBBI, pasung sendiri adalah alat untuk menghukum orang, alat tersebut berupa kayu dan rantai yang digembok lalu dikaitkan di kaki, tangan hingga leher. Dari hal tersebut membuktikan bahwa zaman dulu tidak banyak yang menyadari bahwa kesehatan mental bukanlah hal yang harus dipendam sendiri dan malah mengakibatkan depresi, justru mengenal diri sendiri dan menyadari kesehatan mental adalah hal yang sangat penting bagi manusia.

0 Komentar