RADARPEKALONGAN.ID – Apakah kamu mengenal seseorang yang bertindak seolah mereka tahu segalanya dan memiliki jawaban atas segala pertanyaan di dunia yang fana ini? Kemungkinan yang bisa kita ambil dari tindakannya itu adalah dia terkena dunning kruger effect!
Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat pada fenomena ini dan mempelajari apa itu dunning kruger effect, dan mengapa hal itu dapat membuat seseorang tampaknya tahu segalanya.
Apa Itu Dunning Kruger Effect?
Foto: freepik.com
Dunning kruger effect adalah fenomena psikologi yang terjadi ketika seseorang memiliki kekurangan pengetahuan atau keterampilan di suatu bidang, tetapi mereka salah percaya bahwa mereka lebih berintelektual daripada kenyataannya.
Baca Juga:Ini yang Jadi Alasan Kenapa Sex Education Penting untuk Diajarkan ke Anak-Anak dan RemajaLifelong Learning: Konsep Belajar Sepanjang Hayat yang Memiliki Efek Jangka Panjang
Mereka keliru berpikir bahwa mereka memiliki lebih banyak pengetahuan dan keterampilan dari batas yang sebenarnya mereka miliki. Ini dapat menyebabkan mereka membuat keputusan yang salah, menilai kinerja mereka sendiri dengan cara yang salah, dan mengabaikan nasihat yang diberikan.
Orang-orang dengan masalah dunning kruger effect juga cenderung menganggap lawan bicaranya bodoh, memiliki persepsi yang salah terhadap suatu hal, termasuk pada kemampuannya sediri, serta memberi banyak alasan yang tidak masuk akal. Secara keseluruhan, pengidap gangguan ini menganggap dirinya ada di level intelektual tinggi, sedangkan orang lain ada di bawah level kecerdasan dia.
Faktor Penyebab Dunning Kruger Effect
Dunning kruger effect ini bukanlah sebuah gangguan jiwa, atau masalah pada kesehatan mental. Disebutkan oleh David Dunning dan Justin Kruger, fenomena ini memang bisa muncul pada seseorang dengan kondisi tertentu. Dan penyebab umumnya adalah adanya double role atau peran ganda dalam diri seseorang.
Peran ganda ini bisa saja dalam bentuk denial, yaitu ketidakmampuan seseorang menerima sisi dirinya yang tidak ahli dalam bidang tertenu. Sedangkan di sisi lainnya, dia sangat ingin tampil di depan orang seolah dia mengerti dengan apa yang dia bicarakan. Peran ganda ini bisa terjadi karena rendahnya kendali diri, minim harga diri, serta penilaian secara subjektif yang bersudut pandang dari pendapatnya sendiri.