Ini menyebabkan mereka terkadang lupa dengan kemampuan diri mereka. Saat masuk dalam dunia kerja, mereka aka menawar gaji yang lebih tinggi dengan tunjangan ini-itu, tapi tidak diimbangi dengan kapasitas diri yang memumpuni untuk perusahaan yang dituju.
2. Sulit bertanggung jawab
Demi kelangsungan jejang karir, terkadang mereka membuang fokus pada hal yang justru sebenarnya krusial. Tanggung jawab.
Generasi stroberi tidak bisa melihat kesalah. Mereka akan melepas masalah itu untuk ditanganioleh orang lain ketika mereka tetap berada pada rutinitas masing-masing.
Baca Juga:5 Tanda Kecanduan Kafein yang Perlu Kamu Waspadai5 Rekomendasi Podcast Horor Indonesia dari Spotify untuk Temani Malam Jumat Kamu
3. Rapuh
Seperti yang sudah disebutkan, generasi ini memang mirip stroberi matang yang mudah hancur saat diberi tekanan. Padahal, perjalanan dari kebun stroberi menuju pasar tidak selalu mulus. Akan ada hambatan, lubang, masalah lalu lintas, dan sebagainya. Jika mereka tidak bisa menahan hal-hal tersebut, ditengah jalan mereka akan rusak.
Generasi ini biasanya fasih mengeluh, mudah menyerah, dan sensitif.
4. Memiliki harapan kurang realistis
Saat memasuki dunia kerja, kebanyakan generasi stroberi menganggap bahwa semua akan berjalan lancar, karir mereka akan naik dan gaji akan bertambah seiring mereka bekerja.
Namun karena realita tidak berjalan sebagaimana imajinasi, mereka jadi cenderung sensitif, suka membangkang, dan lambat serta manja. Itu semua hanya karena mereka tidak mendapat apa yang telah mereka ekspektasikan.
Setiap generasi pasti memiliki hal yang baik dan hal yang buruk, tinggal bagaimana kita mau menyikapi hal-hal tersebut. Ambil hikmah dari mengetahui karakteristik generasi stroberi untuk kebaikan kita kedepannya, dan jadikan kekurangan-kekurangan tersebut sebagai bahan pembelajaran.
Semoga artikel ini bermanfaat! (*)
Referensi: