“Sehingga, kami ingin mempelajari bagaimana pelaksanaan, mekanisme, dan proses pelelangan serta tidak menutup kemungkinan ada sebuah perjanjian kerjasama antar daerah yang bisa terjalin termasuk dalam hasil perikanan,” imbuh Suryanto.
Perwakilan Pemkab Natuna berdiskusi mengenai pengelolaan TPI Kota Pekalongan dengan Kepala TPI setempat.(Radarpekalongan.id/kominfo)
Suryanto menyebutkan, sebenarnya dilihat dari potensi hasil perikanan di Natuna yang hampir 120 ribu ton seharusnya bisa menambah pemaksimalan PAD di Kabupaten Natuna.
Baca Juga:Harga Mulai Rp200/Biji, Tahu Sokoduwet Dijamin Keamanan dan Cita Rasanya Pun EnakRAT Kopena ke-29, Ketua KH Romadhon Abdul Jalil : Koperasi Berhasil Berikan SHU
“Sementara, di Kota Pekalongan saja potensinya 15 ribu bisa menyumbang PAD Rp4-6 Milliar. Sedangkan di Natuna PAD nya belum dioptimalkan karena proses pelelangan belum dilaksanakan. Dengan study tiru ini mudah-mudahan PAD kami bisa meningkat dan kemandirian daerah bisa tercapai,” tegasnya.
Sedangkan Kepala DKP Kota Pekalongan, Sugiyo mengapresiasi atas kunjungan study tiru dari rombongan Pemkab Natuna yang telah berkenan ke Kota Pekalongan untuk mempelajari pengelolaan TPI Kota Pekalongan ini. Kunjungan study tiru ini dinilai sebagai upaya mempererat silaturahmi antar daerah dalam rangka saling sharing ilmu mengenai pengelolaan sektor perikanan.
Perwakilan Pemkab Natuna memberikan cindera mata kepada TPI Kota Pekalongan.(Radarpekalongan.id/kominfo)
“Kami saling sharing banyak hal diantaranya pengelolaan pelelangan ikan, pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Di Kota Pekalongan sebenarnya potensi kelautannya kecil, tetapi kita manfaatkan semaksimal mungkin,” ungkapnya.
Sementara, di Kabupaten Natuna, potensi kelautan dan perikanannya sangat luar biasa, maka dari Pemkab Natuna belajar ke Kota Pekalongan supaya potensi perikanan yang cukup besar bisa turut menyumbang capaian peningkatan PAD di Kabupaten Natuna. (dur)