Trigger bukan lagi hal yang asing bagi mayoritas orang. Akan tetapi, pernahkah kamu mendengar istilah glimmer?
Berbanding terbalik dengan trigger, glimmer adalah semacam isyarat, baik internal maupun eksternal yang membawa seseorang kembali ke rasa senang atau aman. Hal ini bisa berbentuk apa saja, mulai dari melihat pemandangan cakrawala kota favoritmu hingga ditemani oleh hewan peliharaan yang kamu punya. Glimmer dapat mengatasi situasi yang membuat kamu kewalahan baik secara fisik maupun emosi.
Konsep glimmer merupakan bagian dari teori Polyvgal yang diciptakan oleh Stephen Porges, seorang ahli saraf perilaku pada tahun 1995. Secara umum, teori ini menjelaskan bagaimana sistem saraf otonom manusia yang mengontrol tindakan tidak sadar seperti pernapasan, mencari dan membaca isyarat untuk menentukan apakah sesuatu berbahaya atau tidak.
Baca Juga:5 Green Flag dalam Hubungan, Jangan Sia-Siakan!Rebound Relationship: Jangan Mulai Hubungan Baru Jika Belum Selesai dengan Masa Lalu
Namun, konsep glimmer baru diperkenalkan pada tahun 2018 dalam buku The Polyvagal Theory in Therapy: Engaging the Rhytm of Regulation oleh pekerja sosial klinis berlisensi yang bernama Deb Dana.
Beberapa Glimmer yang Umum
Jika kamu masih memiliki masalah untuk mengidentifikasi apa yang menjadi glimmer dirimu, kamu bisa melihat beberapa hal ini. Misalnya, perasaan hangat dari sinar matahari pagi, segar yang datang ketika menghirup udara pantai, harum bunga di tamanmu, melihat pelangi, pantulan cahaya di air, menghidu harum lilin aromaterapi, bermain dengan kucing, berada di alam bebas, atau sesederhana orang asing yang tersenyum kepadamu di keramaian.
Memahami Trigger dan Glimmer
Ketika terkena trigger atau otak terpicu, biasanya berasosiasi dengan kejadian traumatik di masa lalu yang kemudian membuat merasa bahwa hal itu tengah terjadi saat ini. Trigger meningkatkan level waspada dalam dirimu. Jantung yang berdegup kencang, telapak tangan basah, hingga gemetar bisa menjadi tanda bahwa sesuatu yang merupakan trigger tengah mengganggumu.
Respons tubuh ini membantu tubuh untuk bersiap menghadapi kemungkinan bahaya. Saat dalam situasi itu, sistem saraf simpatikmu yang mengatur respons tubuh terhadap situasi tertentu diaktifkan, meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, serta memompa adrenalin dengan ekstra untuk mempersiapkan dirimu menghadapi bahaya.