RADARPEKALONGAN.ID – Kondisi intensitas curah hujan yang tinggi selama musim tanam ternyata berdampak terhadap kualitas hasil panen bawang merah tak maksimal. Akibatnya, alih-alih mendapat untung, para petani bawang justru hanya bisa balik modal.
Diketahui, masa tanam bawang merah selama tiga bulan terakhir berbarengan dengan musim hujan. Terlebih, cuaca ekstrem juga membayangi terutama di sejak awal tahun 2023, yang ditandai oleh hujan lebat disertai angin kencang.
Hal ini berdampak pada kualitas bawang merah petani, di mana kualitas buah bawang atau umbi menjadi lebih kecil, sehingga kuantitas hasil panen pun berkurang. Kondisi ini pun turut dikeluhkan para petani bawang merah di Kabupaten Kendal.
Baca Juga:Michelle Yeoh, Aktris Terbaik Oscar 2023 yang Ditakdirkan Mencatatkan SejarahPecahnya Dies Natalis ke-44 SMPN 2 Comal, dari Aneka Lomba, Bagi Sembako sampai Karnaval
Panen Bawang Merah Tak Maksimal
Seperti yang dialami Badri, petani di Desa Bangunsari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal. Ia mengakui kali ini hasil panen bawang merah tak maksimal, tidak sesuai dengan yang diharapkan. Namun masih termasuk kategori normal, karena harga bawang merah saat ini tergolong tidak anjlog, sehingga tidak mengalami kerugian. “Rugi sih tidak, cuma balik modal saja. Ya itu, untungnya harga bawang merah di pasaran tidak jeblog,” katanya, Senin (13/3/2023).
Menurut Badri, penyebab hasil panen bawang merah tak maksimal, karena sering turun hujan. Meski tidak terkena banjir, namun adanya curah hujan yang tinggi menjadikan tanaman menjadi tidak sehat. “Penyebabnya karena sering hujan, jadi ini berpengaruh ke kualitas hasil panen. Mungkin kalau cuacanya bagus, hasilnya bisa lebih baik,” terangnya.
Badri berharap, pemerintah memberikan subsidi harga untuk petani bawang merah. Pasalnya, harga pupuk dan obat-obatan sudah terlalu tinggi, sehingga petani kesulitan mendapatkan keuntungan dari penjualan hasil panen bawang merah. “Harapannya ya ada subsidi,” harapnya.
Petani lainnya, Robi, juga mengakui bahwa hasil panen bawang merah tak maksimal. Tanaman bawang merah miliknya sering terkena hujan, sehingga buahnya kecil. Hasilnya pun hanya balik modal. “Karena faktor cuaca yang kurang baik, sehingga berpengaruh pada tanaman,” katanya.
Robi mengaku, meski hasil panen tidak maksimal, namun tertolong dengan harga bawang merah yang normal. Sayangnya, harga pupuk dan obat-obatan terlalu mahal, sehingga biaya produksi menjadi tinggi. “Harga pupuk dan obat-obatan sangat tinggi, tapi tidak ada subsidi sama sekali,” katanya. (lid/sef)