Sebagai sebuah budaya yang sedang menyentuh tren di masyarakat, pengaruh cancel culture bukan suatu hal yang bisa diabaikan begitu saja. Baik bagi orang yang melakukan atau subjek, objek, dan pengamat berpotensi terpengaruh kesehatan mentalnya oleh fenomena ini.
Cancel culture dimaknai sebagai sebuah praktik populer dari menarik support atau dukungan terhadap tokoh publik dan perusahaan setelah mereka membuat pernyataan atau melakukan sesuatu yang tida sesuai atau dianggap menyinggung suatu komunitas tertentu.
J.K. Rowling, seorang penulis fiksi yang salah satu karyanya telah dikenal dunia dengan judul Harry Potter, pernah menjadi objek yang merasakan pengaruh cancel culture. Dia menjadi objek budaya ini setelah mengunggah komentar di Twitter pada Juni tahun 2020 yang menyinggung beberapa anggota komunitas transgender. Cuitannya itu di-retweet lebih dari 95 ribuk kali dan mendapatkan lebih dari 46 ribu komentar.
Baca Juga:Cancel Culture: Tren untuk Dihapus atau Dipertahankan?Wajar Untuk Cemburu, Ini 5 Cara yang Sehat untuk Mengekspresikannya
Pengaruh cancel culture juga pernah dialami oleh Mike Lindell, CEO dari perusahaan besar MyPillow, yang menjadi korban cancel culture pada tahun 2021 setelah mendukung klaim penipuan pemilih oleh mantan presiden Donald Trump.
Sebagai seorang yang bersosialisasi, kamu juga bisa merasakan pengaruh cancel culture, entah sebagai subjek, objek, maupun sekadar pengamat.
Kamu tidak bisa mengontrol bagaimana orang akan bertindak, tetapi kamu bisa mengendalikan tindakanmu sendiri. Berikut merupakan langkah yang bisa kamu ambil untuk menjaga kesehatanmu untuk tidak disetur oleh pengaruh cancel culture di sekitarmu.
Menghindari Mengunggah Apa Pun Saat Emosimu Memuncak
Ketika merasa sangat emosional, tahanlah dirimu untuk tidak mengunggah pemikiranmu ke sosial media atau megatakannya di ruang yang dapat didengar oleh orang banyak. Jika seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuatmu geram, tetaplah tenang dan tidak terpancing untuk secepat kilat menekan keyboard untuk membalasnya.
Dalam kondisi seperti ini, kamu cenderung tidak memikirkan lebih jauh tentang apa yang kamu katakan. Sedangkan meski akan melupakan pernyataan itu sehari, sepekan, atau beberapa bulan setelahnya, internet akan selalu menyimpan hal tersebut.