Sandal Tua

Sandal Tua
Tampilan aplikasi Nusuk yang digunakan untuk mendaftarkan diri berdoa di Raudhah. -FOTO: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY
0 Komentar

Oleh : Dahlan Iskan

COVID telah mengubah Madinah. Ada aturan baru masuk Raudhah. Aturan selama pandemi diteruskan. Kini untuk masuk Raudhah harus punya izin.

Ini bisa digoreng: masuk masjid kok pakai izin. Tapi tidak ada goreng-menggoreng di sana.

Raudhah adalah satu bagian di dalam masjid utama Madinah, Masjid Nabawi. Raudhah tidak berdinding, tidak berpintu. Raudhah ada di lantai yang sama dengan lantai masjid. Yakni lantai yang di dekat makam Nabi Muhammad.

Baca Juga:Sosok Andi, Driver Pemkab Batang yang Tewas di Hotel Pullman Dikenal Tetangga BaikSoal Kematian Driver Pemkab Batang di Hotel Pullman, Keluarga : Almarhum Sehat!

Makam Nabi memang di dalam masjid. Lantai di sebelah makam itulah disebut Raudhah. Ditandai dengan karpet beda warna: hijau. Luasnya sekitar 12 x 24 meter.

Orang berebut salat dan berdoa di Raudhah. Ada yang sampai menangis-nangis. Mereka percaya berdoa di situ akan lebih terkabulkan.

Dulu selalu rebutan ”masuk” ke karpet hijau itu. Belakangan diatur: pagi untuk wanita, sore untuk laki-laki. Pendoa wanita terus kian banyak. Kuota untuk wanita ditambah lagi: pagi dan malam untuk kaum hawa.

Masih juga padat.

Datanglah Covid-19. Semua serba-dibatasi. Mulailah pakai izin. Hanya yang dapat izin yang bisa ”masuk” ke karpet hijau.

Aturan itu tetap berlaku pun setelah Covid. Karpet hijaunya sendiri sudah dilebarkan. Diperluas. Ada Raudhah extension. Daya tampung Raudhah naik 4 kali lipat.

Saya mencoba ke Raudhah tanpa izin. Saya masuk ke halaman masjid lewat gerbang No 330. Lalu menyeberangi halaman menuju pintu masjid dekat 330. Pintu masjid begitu banyak.

Setelah di dalam masjid saya menyusuri lantai yang luas. Dengan pilar-pilar yang banyak. Saya terus melangkah menuju ke arah Raudhah. Begitulah dulu. Selalu. Mau ke Raudhah bisa lewat pintu masjid yang mana saja.

Baca Juga:Seorang Driver Pemkab Batang Tewas, Diduga Jatuh dari Lantai 15 Hotel PullmanPerhutani Perjuangkan Hutan Lindung yang ‘Digarap’ Warga

Ternyata langkah saya akhirnya terhalang oleh pagar penyekat. Setinggi hampir 2 meter. Saya tidak bisa ke mana-mana. Depan penyekat. Kanan sana penyekat. Kiri sana penyekat.

Saya salat di situ.

Lalu keluar masjid. Menyusuri halaman lagi mencari pintu masjid yang lain. Banyak pintu ditutup.

Saya terus menyusuri halaman masjid. Mencari pintu yang dibuka. Dari pintu dekat gerbang 330 ke arah gerbang nomor yang lebih kecil. Belok kanan. Ke arah nomor 200-an. Masih ditutup. Sudah 2.000 langkah masih belum bertemu pintu yang dibuka.

0 Komentar