Dengan sadar atau tidak, merupakan hal yang lumrah ketika orang mengalihkan emosi negatif mereka kepada target yang dianggap tidak terlalu berisiko. Contohnya, rasa kesal dengan dosen yang mengingkari jadwal bimbingan dilampiaskan kepada teman karena teman tentu tidak terlalu berisiko untuk menjadi tempat mengekspresikan kekesalan di banding dosen.
Di satu sisi, mekanisme pertahanan diri ini membantu orang untuk mengontrol emosinya agar tidak menciptakan petaka besar, sekaligus memberikan kesempatan agar emosi negatif tersebut dapat dilepaskan.
Akan tetapi, bergantung dengan mengalihkan emosi negatif tanpa memikirkan efek lain yang bisa ditimbulkan, juga dapat menjadi bumerang. Misalnya, terus-terusan melampiaskan kemarahan kepada keluarga ketika banyak masalah dengan bos di kantor, akan membuat hubungan tidak harmonis hingga memunculkan perasaan traumatis kepada anak-anak.
Baca Juga:3 Manfaat Manajemen Stres dengan Fokus pada Emosi, Seimbangkan Hati dan Solusi3 Cara Manajemen Displacement, Berhenti Lampiaskan Emosi Negatif pada Orang yang Salah
Oleh karenanya, kamu perlu mengetahui langkah berikut agar bisa memiliki mekanisme koping berupa mengalihkan emosi negatif dengan cara yang sehat, yang tidak selalu menjadikan manusia sebagai targetnya.
Meditasi
Meditasi merupakan cara yang sudah lama ada, yakni tentang bagaimana seseorang memfokuskan perhatiannya dan meningkatkan kesadaran. Meditasi dapat membantumu untuk memisahkan diri dari pemikiran yang membuatmu stres. Proses ini memberimu kesempatan untuk berpikir lebih jauh dan memilih respons yang paling tepat dibandingkan dengan bersikap panik dan ketakutan.
Meditasi memberikan banyak manfaat dalam kesehatan mental, di mana penelitian bahkan menyebutkan bahwa meditasi dapat membantu meningkatkan proses emosional.
Jalan yang sehat untuk mengalihkan emosi negatif adalah dengan meditasi, di mana kamu dapat merelaksasi tubuh dan membuat pikiranmu lebih jernih untuk merespons dengan lebih baik.
Journaling
Mengalihkan emosi dengan membuat jurnal memberikanmu peluang untuk mengelola emosi dengan beberapa cara. Langkah ini dapat memberimu ruang untuk melakukan brainstorming sebagai usaha mencari solusi atas masalah yang kamu hadapi.
Penelitian menyebutkan bahwa membuat jurnal yang merupakan salah satu bentuk menulis ekspresif, dapat memberikan berbagai keuntungan dalam pengaturan diri yang berfokus pada emosi.