Prosesi ini dilakukan oleh orang tua calon mempelai wanita. Ibu mempelai wanita akan menjual dawet pada tamu undangan dengan dipayungi oleh ayah mempelai wanita. Pembeli, atau tamu yang mengantri akan membeli dawet yang disediakan bukan dengan uang, melainkan dengan pecahan genting.
Ritual upacara pernikahan adat Jawa ini merupakan bentuk harapan supaya tamu yang akan datang di acara pernikahan nanti akan ramai.
6. Midodareni
Kata midodareni berasal dari istilah Jawa kuno widodari, yang dalam bahasa Indonesia berarti bidadari.
Baca Juga:Ini 3 Alasan Inden Motor Honda Lama! Simak Penjelasan AHM5 Penyebab Remote Keyless Tidak Berfungsi yang Wajib Kamu Ketahui!
Dalam upacara pernikahan adat Jawa, midodareni adalah ritual yang dilakukan oleh calon mempelai wanita bersama sang ibu serta kerabat perempuannya di dalam kamar calon pengantin. Selama jam 6 sore hingga tengah malam, calon mempelai wanita akan dipingit dengan nasihat-nasihat mengenai kehidupan setelah menikah nanti.
Ritual Saat Pernikahan Adat Jawa Berlangsung
Setelah ritual-ritual di hari sebelum pernikahan sudah selesai, maka upacara inti akan segera diberlangsungkan. Berikut rentetan upacaranya:
1. Upacara Panggih
Foto oleh Ditta Alfianto dari Pexels
Upacara ini diawali dengan rombongan mempelai laki-laki yang medatangi kediaman mempelai perempuan.
Mempelai perempuan akan menunggu bersama dengan rombongannya sendiri di depan pintu masuk. Masing-masing dari calon mempelai akan didampingi oleh orang tua serta membawa kembar mayang.
Dalam upacara pernikahan adat Jawa ini juga ada ritual penyerahan sanggan dari orang tua mempelai laki-laki kepada orang tua mempelai perempuan. Sanggan ini terdiri dari benanglawe, kembang telon, sirih ayu, dan dua sisir pisang raja yang matang di pohon. Penyerahan ini adalah bentuk dari penebusan mempelai perempuan.
2. Upacara Balangan
Masih di tempat yang sama dengan upacara sebelumnya, kedua mempelai akan berdiri saling berhadapan dengan jarak lima langkah. Ritual pernikahan adat Jawa ini dilakukan oleh kedua mempelai dengan saling melempar, atau balang, ikatan daun sirih berisi kapur sirih.
Tradisi Jawa mempercayai bahwa ritual ini bisa mengusir roh dan energi jahat dalam diri kedua mempelai.
Baca Juga:Dua Kali Ramadan dalam Satu Tahun Ternyata Pernah Terjadi! Prediksi Selanjutnya Terjadi Tahun 20306 Penyebab Remot Smart Key Cepat Rusak, Serta Cara Mengatasinya!
3. Sungkeman
Lagi, seperti sebelumnya, kedua mempelai akan membungkuk bergantian di kaki para orang tua untuk meminta restu dan mengucapkan rasa terima kasih.