Apalagi ada bekal cinta yang membara di hatinya.
Sejak jatuh cinta pada Zohreh itu, Khodak sudah seperti Amat: kentutnya pun berwarna cinta.
Khodak mencari cara agar bisa kontak langsung dengan Zohreh. Tidak sulit di zaman ini. Khodak juga segera bergabung ke grup online sesama pencinta podcast Zohreh: Clubhouse. Tentu Khodak juga mencari nomor japri wanita pujaan barunya. Bahkan ketika diadakan copy darat di Cikeusik-nya Amerika, Khodak hadir. Di situlah Khodak bertemu Zohreh. Bertambah-tambahlah cintanya. Sampai meluap-luap.
Khodak pun minta agar bisa ke rumah Zohreh. Ia sudah tahu di mana rumah Zohreh. Jangankan rumahnyi, rumah teman-teman Zohreh pun ia tahu. Pun rumah-rumah tetangga Zohreh, berikut nomor-nomor telepon mereka.
Baca Juga:Panitia Drag Truck KITB Sesalkan Tindakan Kapolres Tak Keluarkan IzinTunggu Buldozer
Khodak terus menelepon Zohreh. Sehari bisa 20 kali. Belum lagi yang lewat grup. Apalagi yang lewat text, bisa 100 kali.
Kalau Khodak lagi sulit menghubungi Zohreh ia telepon teman-teman Zohreh. Ia telepon pula tetangga Zohreh.
Khodak bisa datang ke rumah Zohreh sekadar untuk meletakkan bunga di depan rumah. Atau meletakkan kado. Ia juga menginformasikan akan menyewa grup jazz band untuk memainkan musik selama dua jam di depan rumah Zohreh.
Khodak juga pernah tinggal di sebuah motel tidak jauh dari rumah Zohreh. Agar lebih mudah mencari kesempatan mendekat ke Zohreh. Ia sampai menangis. Dan tangis itu dikirim via voice mail, agar Zohreh mau menemuinya.
Bahkan Khodak pernah memarkir truknya di pinggir jalan depan rumah Zohreh: siapa tahu bisa mencuri pandang, sesapuan sekali pun, wajah pujaannya.
Ketika semua itu tidak ditanggapi, Khodak mengatakan akan membakar pohon-pohon di depan rumah Zohreh. Lalu bunuh diri di bawah pohon itu. Ketika ancaman itu pun tidak direspons, Khodak mengancam akan membakar rumahnyi.
Khodak tidak sekadar sopir truk. Ia memiliki sendiri truknya itu. Sopir truk di Amerika bukan pekerjaan rendah. Gajinya amat besar. Fasilitasnya lengkap. Tempat tidur di ruang belakang kemudi itu pakai AC. Tidak kalah dengan kamar di hotel bintang 3. Mereka bisa hidup berminggu-minggu di jalan antar negara bagian. Apalagi kalau truk raksasa itu miliknya sendiri. Saya belum pernah melihat truk yang besarnya dan mewahnya seperti itu di Indonesia.