Anxiety
Ketika seseorang belum bisa berdamai dengan rasa cemas, mereka cenderung memandang diri mereka secara negatif, termasuk apa yang mereka lakukan. Mereka banyak berpikir tentang apakah mereka mengambil keputusan yang benar atau salah, apakah mereka membuat kesalahan atau tidak. Lalu, ketika mereka bertemu dengan sebuah kegagalan, secara otomatis perasaan bersalah muncul dalam berbagai level, termasuk hingga pada level guilt complex.
Pengalaman Masa Kecil
Anak-anak yang tumbul dalam pengasuhan di mana mereka dibentuk untuk merasa bahwa mereka melakukan hal yang salah, memiliki sesuatu yang harus disembunyikan, atau bertanggung jawab atas masalah, sangat berpotensi memiliki perasaan bersalah berkepanjangan. Hal ini bisa terbawa hingga mereka dewasa.
Kesalahan kecil yang mereka buat di masa kecil mungkin dilebih-lebihkan agar anak merasa bersalah dan tidak mengulanginya lagi. Awalnya, pengasuhan ini bisa menjadi sesuatu yang baik untuk mengajari perilaku yang tidak pantas dan agar mereka belajar dari kesalahan. Akan tetapi, pengasuhan tipe ini yang berlebihan juga dapat membekas dan membuat anak sangat mudah mengadopsi perasaan bersalah di tahap guilt complex.
Budaya
Baca Juga:5 Teknik Emotion-Focused, Strategi Manajemen Stres dengan Fokus pada EmosiMengalihkan Emosi Negatif dengan 5 Cara, Bentuk Mekanisme Koping yang Sehat
Norma budaya dipandang sebagai kebenaran dalam masyarakat yang mengadopsinya. Ketika seseorang menyadari bahwa ia melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma budaya yang dianut, mereka mungkin merasa bersalah bahkan jika dia tidak lagi percaya atau mendukung norma tersebut.
Tekanan Sosial
Orang sangat mungkin merasa bahwa secara sosial mereka diniali berdasarkan apa yang telah mereka lakukan. Hal ini membuat mereka cenderung berhati-hati dalam bertindak. Ketika mereka berada di situasi bahwa suatu hal yang salah terjadi, mereka menganggap telah mengingkari penilaian sosial yang diberikan kepadanya.
Perasaan bersalah kemudian muncul sebagai ekspresi bahwa mereka tidak mampu memenuhi tuntutan dan tekanan sosial yang dibebankan kepadanya. Mereka akan merasa bersalah dan menyesal karenanya.
Guilt complex bukan perasaan yang secara mutlak termasuk ke dalam emosi yang tidak sehat. Pada titik tertentu, ini membantu manusia mengidentifikasi hal-hal yang ingin mereka ubah. Akan tetapi, perasaaan bersalah yang justru berujung pada kecemasan, perasaan putus asa, dan lainnya justru dapat menghambat kesehatan emosional manusia.