BI Tegal Ikut Terjun Mendorong Penerapan Ekonomi Hijau

ekonomi hijau
Konsultan Pendamping UMKM BI Tegal, Mudatsir, memaparkan program ekonomi hijau yang dijalankan BI Tegal.(foto/radarpekalongan.id/istimewa)
0 Komentar

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal kini mulai ikut menggarap pengembangan ekonomi hijau sebagai salah satu program prioritas yang akan dijalankan bersama dengan program digitalisasi.

Hal itu karena ekonomi hijau dinilai penting dalam keberlanjutan pembangunan sekaligus sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, ekonomi hijau juga menjadi isu penting di dunia sehingga penerapannya di Indonesia diharapkan bisa berdampak pada stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi.

“Kenapa BI mensupport ekonomi hijau? Karena ekonomi hijau dan digitalisasi merupakan masa depan ekonomi. Sehingga ini turut menjadi fokus BI sebagai salah satu upaya untuk menjaga stabilisasi ekonomi,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan bank Indonesia Tegal, M Taufik Amrozi.

Baca Juga:Balgis Diab Resmi Pimpin GOW Kota Pekalongan Periode 2023-2028BI Tegal Siapkan Stok Uang Pecahan Kecil Nominal Rp20 Ribu ke Bawah Sebanyak Rp480 Miliar untuk Penukaran

Program ekonomi hijau yang dijalankan BI Tegal, banyak diterapkan terhadap UMKM yang menjadi binaan BI Tegal. Seperti dalam pendampingan terhadap petani kopi dan pendampingan produksi pupuk kompos.

Konsultan Pendamping UMKM BI Tegal, Mudatsir mengungkapkan, dalam mewujudkan program tersebut BI hadir dengan melakukan pembinaan dan membantu masyarakat agar kegiatan ekonomi yang dijalankan betul-betul memperhatikan masalah lingkungan. “Contoh dalam penanaman kopi dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan. Kopi di tanam di sela-sela pohon dan tanaman hutan. Bukan dengan menghilangkan hutan yang sudah ada. Ini sudah diterapkan di Kabupaten Batang dan Pekalongan,” tuturnya.

Kemudian BI juga membantu para petani di Tegal untuk memproduksi pupuk kompos secara mandiri. BI Tegal melakukan pembinaan dan memberi bantuan sosial berupa peralatan untuk memproduksi pupuk kompos.

“Karena eksploitasi sumber daya alam yang luar biasa, petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk dan ini sudah diantisipasi oleh BI sejak tahun 2021. Kami melakukan pendekatan dengan petani, melakukan pembinaan dan memberikan bantuan berupa alat produksi pupuk kompos. Pupuk dibuat dengan memanfaatkan limbah yang ada yaitu kotoran sapi. Ini menjadi salah satu prinsip ekonomi hijau,” tambahnya.

Dari pendampingan itu, kini petani di Tegal bisa memproduksi pupuk kompos secara mandiri. Bahkan hasilnya juga sudah bisa disalurkan ke wilayah lain yakni Pemalang.

0 Komentar