RADARPEKALONGAN.ID – 11 tahun amalkan salat hajat untuk mendoakan anak mencapai cita-cita bukanlah perjuangan yang ringan. Namun kedua orang tua ini berani membayar harga kesuksesan untuk anak-anaknya.
Walapun kondisi ekonominya pas-pasan, tidak pernah mengeluh. Kalau ada keinginan atau kebutuhan, kedua orang tua ini memohon hanya kepada Allah Swt. dengan keyakinan yang tinggi.
Kedua orang tua ini adalah Bambang Widarto (58) dan Maskanah (53). Bambang yang asli Pekalongan menikah dengan Masakanah yang asli Jepara.
Baca Juga:Keajaiban Kaus Kaki, Sopan Umroh bersama Ibu 9 Hari, Mirip Kisah Uwais Al QorniPerpustakaan UIN Gus Dur Jalin Kerjasama dengan Perpustakaan UMPP
Setelah menikah hidup mereka pindah dari satu kosan yang satu ke kosan yang lain. Mereka menyewa satu kamar. Namun ketika anak sudah 3, Maskanah usul untuk sementara waktu tinggal bersama orang tuanya dulu di Jepara. Sementara Bambang bisa pulang ke Jepara 1 atau 2 bulan sekali.
Namun jauh dari keluarga bukanlah sesuatu yang menyenangkan bagi Bambang. Akhirnya pada tahun 2007 Bambang memutuskan untuk mengambil KPR tipe 36 dengan harga jual Rp 50 juta.
Berat untuk ukuran karyawan sebuah SPBU yang bergaji hanya Rp 450.000 saat itu. Sementara DP Rp 10 juta dan cicilan rumah Rp 385.000 per bulan. Tapi teman Bambang memberikan semangat dan akhirnya istri dan keluarga dari Jepara pindah kembali ke Pekalongan menempati rumah baru.
Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, Bambang dan Maskanah sampai pada kesimpulan bahwa dirinya tidak akan ada yang menolong kecuali Allah Swt. Akhirnya, setelah selesai salat wajib, keduanya menambah ibadah dengan salat-salat sunah.
Bambang Widarto dan Maskanah selalu mendoakan anak-anaknya. (foto: dok pribadi)
11 Tahun Amalkan Salat Hajat
Kalau Bambang sedang shift malam di Pombensin, ketika waktu istirahat sekitar jam 03.00 pagi, Bambang selalu menyempatkan untuk amalkan salat hajat. Memohon kepada Allah agar dimudahkan jalan hidupnya, diberikan rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Itu dia lakukan salat hajat secara rutin sejak tahun 2011. Itu artinya sampai sekarang Bambang tidak putus 11 tahun amalkan salat hajat.
Di sela-sela salat hajat, kadang air mata menetes tak terbendung. Mengalir di sela-sela kelopak mata. Sesulit dan sepahit apapun kondisi hidupnya, dia selalu berbaik sangka kepada Allah Swt. Apapun kondisi ekonomi yang dihadapinya, Allah memiliki skenario baik untuk dia dan keluarga.