Ada momen Jazim tidak bisa menahan tangisan pada suatu saat malam nisfu Sya’ban dan menjalankan salat tasbih. Di tengah-tengah salat, air mata Jazim meleleh tak terbendung. Entah apa yang terjadi, dia sendiri tidak tahu kok bisa menangis saat salat tasbih.
Momen menangis Jazim terjadi lagi ketika ayahnya meninggal. Bahkan ayahnya meninggal tepat di pangkuannya. Ada rasa sedih yang bergelayut di kepala Jazim. Sebenarnya dia sangat sayang kepada ayahnya. Sebelum ayahnya meninggal, Jazim benar-benar meminta maaf sambil menangis.
Kini Jazim sudah berniat untuk mengabdikan diri di rumah Allah. Rumahnya yang tepat di depan sebuah mushola. Jazim diberikan tanggung jawab untuk merawat mushola dan menjadi muazin.
Baca Juga:11 Tahun Amalkan Salat Hajat, Kedua Orangtua Ini Hantarkan Anaknya Wisuda STAN dan Bekerja di KementerianKeajaiban Kaus Kaki, Sopan Umroh bersama Ibu 9 Hari, Mirip Kisah Uwais Al Qorni
Mantan pemabuk jadi muazin
Setiap magrib dan saat datang waktu salat, Jazim bersama muazin lainnya bergantian azan, memanggil jamaah untuk salat di mushola. Kadang Jazim terlihat merenung, mengingat-ingat kembali perjalanan hidupnya yang mirip roller coaster. Kadang naik tajam, kadang turun menukik. Bikin deg-degan.
Aslinya, Jazim adalah anak seorang ustaz. Dalam darahnya mengalir keturunan baik. Hanya Allah sedang menguji hambanya dengan cobaan-cobaan tertentu. Tapi ternyata Jazim kembali ke jalan yang benar. Bahkan ketika SD Jazim adalah juara 2 lomba azan di sekolahnya.
Sampai sekarang Jazim belum merasa menjadi orang yang baik. Dia aktif menjadi muazin dan mengurus mushola karena ingin mengurangi dosa-dosa masa lalunya. “Semoga Allah mengampuni segala dosa saya,” tutur Jazim mengakhiri pembicaraan.
Mirip Kisah Sahabat Rasul, Nuaiman
Pada jaman Rasulullah juga, ada sahabat yang sangat disukai oleh Rasulullah namun memiliki tabiat buruk. Dia adalah Nuaiman. Nuaiman adalah pengangguran dan suka mabuk.
Dalam beberapa riwayat diceritakan, Nuaiman ketahuan oleh Rasulullah mabuk. Dan dengan tegas Rasulullah menghukum Nuaiman dengan 40-60 cambukan. Sahabat Rasulullah yang lain sampai geram dengan sikap dan perbuatan Nuaiman dan melaknat Nuaiman.
Namun Rasulullah mengatakan kepada sahabat yang lain, “Janganlah kalian memghujat Nuaiman karena sesungguhnya Nuaiman sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya.
Jangan hakimi seseorang karena profesinya hari ini. Doakan mereka agar menjadi baik. Siapa tahu seorang pemabuk jadi muazin. (sep)