RADARPEKALONGAN.ID – Tadarus sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh umat Islam ketika bulan Ramadan datang. Namun seringkali banyak ditemukan umat Islam yang belum lancar membaca Al-Quran ketika tadarus di musala-musala atau masjid.
Apakah kamu termasuk yang belum lancar? Berarti sama seperti saya. Mari belajar bersama bagaimana dan apa yang harus dilakukan biar tidak malu-maluin tetangga sebelah dan kampung.
Jangan sampai sudah tadarus bertahun-tahun tapi kemampuan membaca Al-Quran masih saja belum lancar. Artinya dalam setahun tidak ada usaha belajar membaca Al-Qur’an secara baik dan benar.
Baca Juga:Nikmatnya Buka Puasa dengan STW Binagriya, Ini 3 Contoh Review PembeliKencana Ramadan 2023: Nikmati Kuliner Pilihan Sembari Melihat Senja di Pantai yang Keren Banget
Nah, ada beberapa metode yang mestinya dilalui agar bisa lancar membaca Al-Quran. Para ulama telah merumuskan bagaimana metode membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
Salah satunya ulama masyhur Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki dalam kitab Qowaidul Asasiyyah fi Ulumil Quran menyebutkan ada tiga cara yang bisa dilakukan agar bacaanmu jadi tambah lancar.
Lancar Membaca Al-Quran dengan Metode Tahqiq
Cara pertama yang bisa dilakukan adalah dengan metode Tahqiq. Metode Tahqiq adalah membaca Al-Quran dengan baik dan benar mengikuti aturan yang berlaku.
Artinya membaca Al-Quran dengan sadar diri bahwa ada aturan-aturan makhorijul huruf dan hukum bacaan yang ada di dalamnya. Sudah pernah ikut sekolah sore (baca: Taman Pendidikan Al-Quran) kan?
Nah apa yang sudah diajarkan itu dipraktekkan ketika membaca Al-Quran. Seperti pelafalan huruf Hijaiyah yang tepat sesuai dengan makhorijul huruf masing-masing dengan tepat. Memperjelas huruf Hijaiyah yang sepintas mirip-mirip tapi sebenarnya secara makhorijul huruf ada bedanya.
Kalau membaca “Tsa”, “Syin”, “Sin” “Shod” harus jelas titik perbedaannya dimana. Jangan sampai pelafalannya sama karena secara arti bakalan berubah. Makanya harus diperhatikan betul ya.
Tak kalah penting juga harus memperhatikan kaidah tajwid dalam membaca Al-Quran. Memperhatikan hukum bacaan “mim sukun”, “nun sukun”, dan “mad” setiap membaca dari satu ayat ke ayat lainnya.
Baca Juga:Ini 5 Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif, Yuk Simak Penjelasannya8 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif yang Harus Kamu Tahu
Ada hukum bacaan idhar halqi, ikhfa’ khaqiqi, idgam dan mad yang mesti dipelajari. Bagi kamu yang sudah mengenyam pendidikan Quran maka tinggal mengulangi lagi pembelajaran itu.