Ketika seseorang memiliki perilaku pasif-agresif, hal itu dapat berdampak negatif pada hubungan mereka. Karena mereka tidak menyuarakan perasaan mereka secara terbuka, orang yang berinteraksi dengan mereka mungkin tidak mengerti mengapa mereka mendapatkan perlakuan diam atau mengapa permintaan mereka diabaikan. Ini menciptakan kebingungan tentang apa yang sedang terjadi.
Seiring waktu, perilaku ini dapat merusak hubungan. Pasangan yang memiliki perilaku pasif-agresif mungkin mulai bosan meminta beberapa kali untuk melakukan sesuatu atau mereka mungkin mulai membenci tanggapan sarkastik. Ini bisa membuat irisan.
Selain itu, karena orang dengan perilaku pasif-agresif tidak terbuka tentang perasaannya, kemarahan atau frustrasi yang mendasarinya tidak pernah ditangani. Situasi terus memburuk bukannya menyelesaikan masalah dan bergerak maju.
Baca Juga:Efek Takut Ditolak Menyentuh Kebiasaanmu, Termasuk 3 Aspek PsikologisDeteksi Perilaku Pasif-Agresif, Berikut 6 Contoh Kebiasaan Nyata Mereka
Karyawan dengan perilaku pasif-agresif dapat menghadapi tindakan disipliner di tempat kerja atau bahkan diberhentikan. Seorang siswa yang pasif-agresif mungkin mendapat nilai rendah di sekolah karena tugas yang hilang atau terlambat, merusak nilai mereka dan mengakibatkan kinerja akademik yang buruk.
Penyebab Perilaku Pasif-Agresif
Perilaku pasif-agresif dapat berdampak negatif pada hubungan dalam keluarga, percintaan, dan bahkan di tempat kerja dan sekolah. Jadi mengapa perilaku yang sering merusak ini begitu umum? Ada beberapa hal yang dapat berkontribusi pada agresi pasif. Bahwa perilaku pasif-agresif dapat disebabkan oleh pola asuh, status kesehatan mental, situasi, atau ketidaknyamanan dengan konfrontasi.
Asuhan keluarga: Beberapa peneliti berteori bahwa perilaku pasif-agresif dapat berasal dari dibesarkan di lingkungan di mana ekspresi langsung dari emosi tidak dianjurkan atau tidak diperbolehkan. Akibatnya, orang mungkin merasa bahwa mereka tidak dapat mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya secara lebih terbuka dan, alih-alih, temukan cara untuk menyalurkan kemarahan atau frustrasi mereka secara pasif.
Status kesehatan mental: Penelitian telah menemukan hubungan antara depresi dan perilaku pasif-agresif terhadap diri sendiri. Diperkirakan bahwa hal ini disebabkan oleh kombinasi dari sikap seseorang, bagaimana mereka menjelaskan situasi negatif atau gaya atribusi mereka, dan bagaimana mereka menanggapi kesulitan.