Gaya komunikasi agresif dicirikan oleh emosi yang tinggi, empati yang rendah, dan fokus pada memenangkan argumen dengan cara apa pun. Ini adalah gaya komunikasi yang disukai oleh narsisis dan pengganggu, tetapi dapat muncul dalam percakapan di mana saja.
Kamu mungkin mendengar komunikasi agresif dari orang tua, teman, rekan kerja, pasangan romantis—atau kamu bahkan mungkin menggunakannya sendiri.
Ketika seseorang menggunakan komunikasi agresif, hak orang lain bahkan tidak boleh muncul ke permukaan. Ketika ini terjadi, orang lain merasa menjadi korban dan hubungan menderita. Dengan cara itu, agresi hubungan buruk bagi agresor serta penerima agresi.
Baca Juga:Hadapi Orang dengan Perilaku Pasif-Agresif, Pegang 2 Hal Ini untuk Memberikanmu ArahEfek Takut Ditolak Menyentuh Kebiasaanmu, Termasuk 3 Aspek Psikologis
Agresivitas adalah mode komunikasi dan perilaku di mana seseorang mengekspresikan perasaan, kebutuhan, dan hak mereka tanpa memperhatikan atau menghormati kebutuhan, hak, dan perasaan orang lain.
Dampak Negatif Komunikasi Agresif
Korban yang ditimbulkan oleh konflik hubungan karena komunikasi agresif dapat terpengaruh dalam banyak hal. Ini dapat memengaruhi tingkat stres, kesehatan, dan kebahagiaan. Agresi dan konflik juga dapat merusak hubungan dalam berbagai cara.
Komunikasi yang agresif dapat menyebabkan tanggapan agresif dari orang lain, hambatan komunikasi, ketidakpercayaan, takut berbagi, perasaan tidak hormat, stres yang lebih besar, kurangnya koneksi, lebih banyak konflik, interaksi negatif, pencapaian tujuan yang buruk, dan kerahasiaan.
Komunikasi Asertif
Alat yang ampuh untuk digunakan dalam menghadapi komunikasi agresif adalah ketegasan atau komunikasi aseritf. Ketegasan terkadang disalahartikan sebagai komunikasi yang memaksa, tetapi penting untuk membedakan antara ketegasan dan agresivitas.
Ketegasan melibatkan ekspresi kebutuhan dan hak sendiri sambil menghormati kebutuhan dan hak orang lain dan menjaga martabat kedua belah pihak.
Ketegasan menghasilkan hubungan yang lebih sehat dan peningkatan kepuasan hidup. Sementara gaya komunikasi bukan satu-satunya cara agresivitas dapat muncul dalam hubungan, mereka yang berusaha mengubah pola komunikasi agresif mereka menjadi tegas cenderung terbuka untuk perbaikan lain juga.
Komunikasi agresif ditandai dengan keinginan untuk mencoba mendominasi orang lain,, bergantung pada kritik dan menyalahkan, toleransi rendah terhadap frustrasi, keras, sombong, menuntut, dan banyaknya gangguan yang sering terjadi.