Safari Ramadan

Safari Ramadan
Dahlan Iskan melakukan safari Ramadan dimulai dari nyekar ke makam ibunya Siti Khalisnah. disway.id
0 Komentar

Dulu, ketika kecil, ke makam ibu adalah acara tahunan: salat Idulfitri, selamatan ambeng (tiap rumah bikin ambeng, dibawa ke masjid untuk dimakan bersama), sungkeman di rumah nenek, lalu ke makam. Setelah itu baru unjung-unjung ke rumah famili. Tidak ada yang memberi angpao seperti zaman sekarang.

Ayah dimakamkan di Takeran. Tidak ada wasiat harus dimakamkan dekat ibu. Saat ibu meninggal ayah baru berumur 56 tahun. Ayah tetap menduda sampai meninggalnya di usia 85 tahun.

Satu-satunya pesan ayah adalah: jangan pernah ziarah ke makamnya sebelum ke makam KH Hasan Ulama. Itu kakek buyut saya dari ibu. Yang oleh ayah dianggap sebagai ”guru” tarekatnya: tarekat Satariyah. Ayah merasa tidak menghormati ”guru” kalau ada orang ke makamnya tanpa lebih dulu ke makam guru.

Baca Juga:Simak! 368 Perusahaan di Batang Wajib Bayarkan THR 7 Hari Sebelum LebaranRingan Berat

Bahkan, ayah berpesan, kalau perlu tidak usah ke makam ayah. Cukup didoakan dari makam Hasan Ulama.

Ada bangunan kuno di atas makam Hasan Ulama. Makamnya sendiri dikerudungi kelambu. Biasanya kami tahlil di teras makam.

Ketika Hasan Ulama meninggal ”keguruan” Satariyah diwariskan ke cucunya: Imam Mursyid Muttaqin. ia mati muda: dibunuh PKI dalam pemberontakan PKI Madiun 1948. Tujuh kiai kami dibunuh bersama. Dimasukkan sumur hidup-hidup. Lalu ditimbun. Termasuk dua ustad kami yang didatangkan dari Mesir.

Di Safari Ramadan ini saya tidak ke makam ayah. Saya baru saja ke Takeran seminggu sebelum Safari Ramadan. Sekalian melihat proyek kecil-kecilan di situ. Setamat SD di Bukur saya sekolah di tsanawiyah dan aliyah Takeran. Karena itu Takeran juga saya anggap kampung saya. Apalagi ayah juga besar di situ. Ayah jadi abdi dalem di rumah Hasan Ulama. Abdi kesayangan. Karena itu dikawinkan dengan ibu saya.

Dari makam ibu saya ke desa kelahiran. Ada dua janda tua bersebelahan rumah di Tegalarum: Yu Yah dan Yu Yat. Merekalah yang dulu kasihan pada saya. Ketika pulang sekolah tidak ada makanan, mereka panggil saya makan di rumah mereka. Kadang di rumah Yu Yah. Kadang di rumah Yu Yat.

0 Komentar