Tapi ingat, Sekda itu selain jabatan profesional juga jabatan politis. Ada faktor X atau faktor non-teknis di dalamnya yang jauh lebih dominan ketimbang faktor teknis seperti kemampuan leadership.
Calon Sekda Kota Pekalongan, Dr. Slamet Budiyanto, SKM, MKes. (foto: dok)
Kedua, calon Sekda yang saya kenal adalah Dr. Slamet Budiyanto, SKM, MKes. Saya sering memanggil Pak SBY, tapi bukan Pak SBY mantan Presiden Indonesia. Saya kenal dia sejak ada Kantor Riset dan Teknologi (Ristekin) Kota Pekalongan. Namun kantor tersebut beberapa tahun yang lalu dibubarkan untuk menyesuaikan SOTK baru dari Kemendagri.
Baca Juga:Kisah Tsa’labah, 3 Hikmah Bagi Para Pembangkang yang Menolak Berzakat3 Rahasia Istri Disayang Suami, Laki-laki Dilarang Membaca
Kini Dr. Slamet Budiyanto adalah Kepala Dinas Kesehatan di Kota Pekalongan. Saya mengenal cukup baik walaupun tidak terlalu intens. Sosoknya low profile, banyak ide dan tidak sungkan-sungkan untuk terjun ke bawah.
Semangat belajarnya pun sangat tinggi sampai menyelesaikan program doktoral di Undip. Penelitian disertasi yang dia ajukan adalah tentang kandungan logam berat di beberapa titik di Kota Pekalongan serta dampaknya terhadap kualitas air.
Yang masih saya ingat dalam presentasi hasil riset disertasinya di Kota Pekalongan yang diselenggarkan Bappeda Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto mengatakan, menjadi doktor itu memiliki otoritas untuk melakukan penelitian secara mandiri.
Secara kemampuan teknis, kemampuan leadership, wawasan, kedekatan dengan OPD lain, analisis masalah, problem solving, membuat skala prioritas, Slamet Budiyanto pun ketika terpilih menjadi Sekda Kota Pekalongan, dia dapat mengemban amanahnya secara baik.
Calon Sekda Kota Pekalongan, Nur Priyantomo, SE, MM. (foto: dok)
Sementara calon yang ketiga, Nur Priyantomo, SE, MM, mohon maaf, saya tidak mengenalnya terlalu dekat. Jadi saya tidak bisa bercerita tentang calon yang ini.
Namun saya memiliki keyakinan bahwa Nur Priyantomo adalah calon yang kompeten, memiliki leadership, memiliki pola komunikasi yang baik dengan siapapun baik secara lembaga maupun secara personal.
Sekarang terpilih menjadi Kepala Inspektorat pun bukan sesuatu yang mudah. Inspektorat adalah “polisinya” ASN di Pemkot Pekalongan. Syarat menjadi Kepala Inspektorat jelas sosok yang memiliki integritas, sosok yang kuat dalam menjunjung amanah dan secara moral dan karakter benar-benar dapat menjadi suri tauladan.