Ali, di mata mereka adalah satu kesatuan dengan Muhammad. Ia ibarat dua sisi dari satu koin. Karena itu Alevi juga merayakan 10 Muharram, tanggal tewasnya putra Ali yang juga cucu Muhammad, besar-besaran.
Ayatullah Khomaeni pernah menyebut Alevi adalah syiah juga. Alevi percaya 12 imam, yakni para pemegang kunci pintu utama. Juga percaya Imam Mahdi. Dan Haji Bektash, mursyid besar Alevi, adalah orang Khurasan yang mengelana ke Turkiye.
Begitu besarnya Alevi di pedalaman Turkiye sampai mereka punya ”masjid” sendiri. Semacam padepokan untuk manakiban Alavi. Bangunannya mirip masjid tapi bukan masjid. Di kota metropolitan Istanbul pun banyak terdapat padepokan Alevi.
Baca Juga:Ingat! Mobil Dinas Pemkab Batang Dilarang untuk Mudik LebaranNekat Buka Siang Hari, Tim Gabungan Gasak Minol dari Tempat Hiburan
Di zaman itu, abad 12-13, banyak orang menjadi Islam karena tarekat. Sampai ke India. Pun Tiongkok. Bahkan sampai ke Albania di Eropa. Ketika Alevi dilarang di Turkiye pusat Alevi dipindah ke Albania.
Maka Pilpres Turkiye bulan depan juga menjadi persaingan antara Islam formalis dan Islam spiritualis. Antara sare’at dan tarekat.
Tapi ujungnya ujung tetap saja politik kekuasaan. (Dahlan Iskan)