RADARPEKALONGAN.ID – Umat muslim disunahkan untuk mengerjakan shalat gerhana matahari atau shalat kusuf. Hukumnya sunah muakad.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah pernah mengerjakan shalat gerhana matahari. Untuk itu, mari kita ikuti sunah beliau saat terjadi gerhana.
Ilustrasi gerhana (Sumber foto: freepik.com)
Dasarnya hadist dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia bercerita bahwa pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam terjadi gerhana matahari, lalu beliau mengerjakan shalat bersama orang-orang. Maka beliau berdiri dan memanjangkan waktu berdiri, lalu beliau rukuk dan memanjangkannya. Kemudian beliau berdiri dan memanjangkannya, dimana berdiri yang kedua ini tidak selama berdiri pertama.
Baca Juga:Lazismu Salurkan 9.191 Paket Kado Ramadhan, Senilai Rp 984.650.000, Disambut Antusias Anak Yatim dan DhuafaDokkes Polres Pekalongan Dukung OKC 2023, Petugas Dites Kesehatan Agar Kondisi Fit
Setelah itu, beliau rukuk dan memanjangkan rukuk, rukuknya ini lebih pendek dari ruku pertama. Selanjutnya, beliau sujud dan memanjangkannya. Kemudian beliau mengerjakan pada rakaat kedua seperti apa yang beliau kerjakan pada rakaat pertama.
Setelah itu, beliau berbalik sedang matahari telah muncul. Lalu beliau memberikan khutbah kepada orang-orang. Beliau memanjatkan pujian dan sanjungan kepada Allah. Dan setelah itu, beliau bersabda.
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَيَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُم ذَلِكَ، فَادْعُوا اللَّهَ، وَكَبِّرُوْا، وَصَلُّوْا، وَتَصَدَّقُوْا ثُمَّ قَالَ : يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ، وَاللَّهِ مَامِن أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ، يَاأُمَّةَ مُحَمَّدٍ لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَاأَعْلَمُ، لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً، وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرً
“Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan dua (tanda) dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak juga karena kehidupan seseorang. Oleh karena itu, jika kalian melihat hal tersebut maka hendaklah kalian berdoa kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah”.
Setelah itu, beliau bersabda: “Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang yang lebih cemburu dari Allah jika hamba-Nya, laki-laki atau perempuan berzina. Wahai umat Muhammad, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis” [Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani].
Sifat Shalat Gerhana Matahari
Berikut adalah sifat shalat gerhana matahari seperti dilansir almanhaj.or.id.
Ilustrasi shalat (Sumber foto: freepik.com)
- Tidak Ada Adzan dan Iqomah
Para ulama telah sepakat untuk tidak mengumandangkan adzan dan iqomah bagi shalat gerhana matahari. Yang disunahkan menyerukan untuknya “(الصَّلاَةُ جَامِعَة) Ash-Shalaatu Jaami’ah”.
Dalilnya adalah apa yang ditegaskan dari Abdullah bin Amr Radhiyallahuma, dia bercerita: “Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, diserukan : Innash Shalaata Jaami’ah” [Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani].