RADARPEKALONGAN.ID – Ada 10 manfaat silaturahim di momen idul fitri. Mengingat sekarang ini, umat Islam mengisi hari pertama di bulan Syawal dengan berkeliling kampung dengan menyapa saudara dan tetangga sembari bersalaman.
Silaturahim merupakan salah satu agenda utama di momen Idul Fitri atau Lebaran di kalangan muslim Indonesia. Bahkan untuk tujuan menyambung tali kasih ini, masyarakat rela merogoh kocek yang banyak untuk pulang kampung atau mudik setiap tahunnya.
Selain agenda utama, silaturahim secara syariat juga merupakan amalan utama karena mampu menyambungkan apa-apa yang tadinya putus dalam relasi hablum minannas. Belum lagi manfaat silaturahim dari amalan ini yang di antaranya dapat memperpanjang umur serta melapangkan rezeki.
Baca Juga:Dalam Khutbah Idul Fitri 1444 H, KH Romadhon Abdul Jalil SAg Sampaikan Tema Menggapai Ridho Allah SWT dengan Sikap Qona’ahObyek Wisata Taman Wisata Laut Pantai Pasir Kencana Pekalongan Siap Sambut Libur Lebaran 1444 Hijriyah
Syekh Sulaiman al-Bujairimi menyebut setidaknya 10 manfaat silaturahim dengan mengutip beberapa hadits di dalamnya:
وَفِي صِلَةِ الرَّحِمِ عَشْرُ خِصَالٍ مَحْمُودَةٍ
Artinya: Dalam silaturahim terdapat 10 hal terpuji. (Syekh Sulaiman Al-Bujairimi, Hasyiyatul Bujairimi alal Khatib, [Beirut, Darul Fikr: 2007 M/1427-1428 H], juz III, halaman: 272).
10 Manfaat Silaturahim sebagai berikut:
- Ridha Allah. Pasalnya, silaturahim adalah perintah-Nya.
- Membuat bahagia kerabat atau idkhalus surur. وَقَدْ وَرَدَ فِي الْخَبَرِ إنَّ أَفْضَلَ الْأَعْمَالِ إدْخَالُ السُّرُورِ عَلَى الْمُؤْمِنِ
Artinya: Telah tersebut dalam sebuah hadits: Salah satu amal paling utama adalah idkhalus surur atau memasukkan kebahagiaan ke dalam hati orang yang beriman.
- Membuat bahagia malaikat karena malaikat senang pada silaturahim.
- Melahirkan memori atau ingatan positif dari orang beriman terhadap mereka yang menjaga silaturahim.
- Membuat hati dan pikiran Iblis susah karena mereka menghendaki semangat persaudaraan manusia pecah.
- Menambah berkah umur.
- Menambah keberkahan rezeki.
- Membuat bahagia ayah dan kakek yang sudah wafat karena mereka senang kalau keturunannya menjaga hubungan kekerabatan.
- Menambah muruah.
- Menambah pahala setelah mereka yang menjaga silaturahim wafat karena karena kerabat-kerabat akan menyebut kebaikannya semasa hidup.
Sebuah hadits dari Anas bin Malik RA menyebutkan sebagai berikut:
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ثَلَاثَةٌ فِي ظِلِّ الْعَرْشِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ : وَاصِلُ الرَّحِمِ وَامْرَأَةٌ مَاتَ زَوْجُهَا وَتَرَكَ أَيْتَامًا فَتَقُومُ عَلَيْهِمْ حَتَّى يُغْنِيَهُمْ اللَّهُ أَوْ يَمُوتُوا وَرَجُلٌ اتَّخَذَ طَعَامًا وَدَعَا إلَيْهِ الْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ
Artinya: Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: Ada 3 orang yang mendapat naungan arasy pada hari kiamat: Orang yang menjaga silaturahim, seorang istri yang ditinggal mati suaminya kemudian membesarkan anak-anak yatimnya sampai Allah mencukupi mereka atau sampai mereka wafat, dan orang yang membuat makanan kemudian mengajak anak yatim dan orang miskin untuk makan.