Usai menunaikan sholat sunnah Idul Fitri di Lapangan Mataram, warga memanfaatkan silaturahim.(Radarpekalongan.id/kominfo)
Syekh Sulaiman juga mengutip hadits berikut ini dalam rangka menjelaskan manfaat silaturahim:
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْت فِي الْجَنَّةِ قُصُورًا مِنْ دُرٍّ وَيَاقُوتٍ وَزُمُرُّدٍ يُرَى بَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا وَظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا ، فَقُلْت : يَا جِبْرِيلُ لِمَنْ هَذِهِ الْمَنَازِلُ ؟ قَالَ : لِمَنْ وَصَلَ الْأَرْحَامَ وَأَفْشَى السَّلَامَ وَأَطَابَ الْكَلَامَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَرَفَقَ بِالْأَيْتَامِ وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: Aku melihat rumah mewah yang terbuat dari permata, yaqut, dan batu zamrud di surga. Dalamnya terbayang dari luar. Luarnya pun terbayang dari dalam. Aku bertanya: “Untuk siapa rumah itu Jibril?” “Untuk mereka yang menjaga hubungan baik dengan kerabat, mereka yang menebar salam perdamaian, mereka yang berkata baik, mereka yang memberi makan orang lain, mereka yang ramah terhadap anak yatim, dan mereka yang shalat malam di tengah orang lain tertidur,” jawab Jibril.
Baca Juga:Dalam Khutbah Idul Fitri 1444 H, KH Romadhon Abdul Jalil SAg Sampaikan Tema Menggapai Ridho Allah SWT dengan Sikap Qona’ahObyek Wisata Taman Wisata Laut Pantai Pasir Kencana Pekalongan Siap Sambut Libur Lebaran 1444 Hijriyah
Terkait substansi manfaat silaturahim ini, Muhammad Quraish Shihab dalam buku karyanya Membumikan Al-Qur’an: Peran dan Fungsi Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Mizan, 1999: 317) mengungkapkan sabda Nabi Muhammad.
Rasulullah Shallallahu Aalaihi Wasallam: Laysa al-muwashil bil mukafi’ wa lakin al-muwwashil ‘an tashil man qatha’ak. (Hadits Riwayat Bukhari) Artinya: Bukanlah bersilaturrahim orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi yang bersilaturrahim adalah yang menyambung apa yang putus.
Dari Sabda Nabi Muhammad tersebut, jelas termaktub bahwa silaturrahim menyambung apa yang telah putus dalam hubungan hablum minannas. Manusia tidak terlepas dari dosa maupun kesalahan sehingga menyebabkan putusnya hubungan. Di titik inilah manfaat silaturahim mempunyai peran penting dalam menyambung kembali apa-apa yang telah putus tersebut.
Lebaran merupakan momen yang paling tepat jika di hari-hari lain belum mampu menyambungkan apa yang telah putus. Energi kembali ke fitri turut mendorong manusia untuk berlomba-lomba mengembalikan jiwanya pada kesucian. Idul Fitri-lah yang mampu melakukannya.
Meskipun disadari, silaturahim sesungguhnya tidak terbatas dilakukan ketika Idul Fitri tiba. Manusia tidak mungkin harus menunggu berbulan-bulan hanya untuk menyambungkan apa yang telah putus.
Hal ini didasarkan bahwa batas umur manusia tidak ada yang tahu. Tentu manusia akan merugi ketika nyawa tidak lagi dikandung badan namun masih menyimpan salah dan dosa kepada orang lain.