Demikian pula, jika kamu menghubungkan kinerja yang buruk di tempat kerja sebagai akibat dari sesuatu yang bersifat global seperti ketidakmampuan yang dirasakan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, satu kegagalan mungkin tampak seperti tanda kegagalan yang akan datang.
Seseorang yang memandang satu kinerja buruk sebagai tanda hari yang buruk atau kurang tidur—sesuatu yang lebih lokal dan tidak terlalu global—akan lebih mudah menyingkirkan satu kegagalan.
Internal vs Eksternal
Apakah kamu melihat penyebab suatu peristiwa di dalam dirimu (personalisasi) atau di luar dirimu? Jika kamu mengalami hari yang sulit dan kamu melihatnya sebagai “kesalahanmu”, kamu akan merasa lebih stres daripada jika kamu melihatnya sebagai faktor selain dirimu.
Baca Juga:Ingin Jadi Lebih Optimis? Ini 5 Cara yang Wajib Kamu JejakiKebahagiaan Terbaik, Ini 4 Tipe Bahagia yang Berbeda dalam Hidup Manusia
Demikian pula, ketika kamu menghadapi konflik dengan orang lain, melihat masalah berakar pada sesuatu yang merupakan “masalah mereka” daripada “kesalahanmu” dapat membantu kamu untuk tidak terlalu tersinggung dan merasa tidak terlalu sakit hati.
Jika banyak orang memiliki keluhan yang sama tentang dirimu, ada baiknya melihat apa yang mereka katakan untuk menilai apakah ada sesuatu yang ingin kamu ubah. Namun secara umum, ada baiknya mengetahui bahwa banyak keluhan orang lebih berkaitan dengan mereka daripada denganmu.
Explanatory Style dan Tingkat Stres
Explanatory style memengaruhi cara kita memandang dunia, yang dapat memengaruhi pengalaman stresmu serta reaksi kita terhadap pemicu stresmu.
Jika kamu memiliki explanatory style yang positif, kita mungkin merasa kurang tertekan oleh pengalaman yang menantang karena explanatory style yang positif dapat meminimalkan keparahan yang dirasakan dari pemicu stres — sepertinya itu bukan masalah besar, akan segera berakhir, bukan salah kita , dan belum tentu terulang kembali.
Explanatory style yang negatif cenderung menciptakan lebih banyak stres dalam hidup dan dapat membuat penyebab stres kita merasa lebih mengancam.
Seperti yang mungkin sudah kamu duga, orang optimis cenderung memiliki explanatory style lebih positif—gaya yang meminimalkan situasi stres sebagai tidak stabil, lokal, dan eksternal, dan menghargai pengalaman positif sebagai lebih stabil, global, dan internal.