2. Budaya Maaf dan Memaaafkan
Salah satu keutamaan dari halalbihalal yang bernilai tinggi dan mahal adalah pada komitmen dan budaya maaf memaafkan. Siapapun tahu bahwa perkara meminta dan memberi maaf bukanlah hal mudah. Orang bijak bahkan mengatakan; dibutuhkan keberanian mental untuk meminta maaf, dan dibutuhkan kelapangan hati untuk memberi maaf”.
Salah satu keberkahan idul fitri antara ;lain karena masifnya aktivitas silaturahim keluarga hingga sesama warga. (freepik)
Namun, perkara yang biasanya amat sulit kita praktikkan ini, di bulan Syawal bahkan bisa dengan ringan dilakukan oleh setiap orang. Karena keutamaan halalbihalal, maaf dan memaafkan bahkan menjadi budaya massal yang masif dilakukan semua warga tanpa pandang status dan latar belakang. Ya, maaf dan memaafkan diobrak di bulan Syawal.
Baca Juga:[KHUTBAH IDUL FITRI 2023]: Ramadan, Idul Fitri, dan Perjuangan Manusia Menemukan Bahagia[Khutbah Idul Fitri 1444 H] Merayakan Cinta di Hari Raya
Inilah keutamaan halalbihalal yang hanya ada di bulan Syawal. Ini juga sebagai semacam pengingat, bahwa seringkali manusia butuh momentum untuk melakukan hal-hal baik yang sulit.
3. Jadi Instrumen Rekonsiliasi Sosial
Kalau poin pertama dan kedua lebih fokus pada hubungan interpersonal setiap orang, maka keutamaan halalbihalal ketiga ini lebih kuat dimensi sosialnya. Bahwa dalam konteks hidup bermasyarakat, ada kalangan terjadi dinamika yang kurang mengenakkan, pernah diliputi saling prasangka dan curiga, ketegangan, dan lainnya. Maka halalbihalal diharapkan bisa merehabiitasi dan merekonsiliasi ruang-ruang sosial selama satu tahun terakhir agar kembali normal.
Banyak pejabat publik menggelar open house di momen Idul Fitri, seperti Bupati Kendal, Dico M Ganinduto. (Dok. Diskominfo Kendal)
Wah, luar biasa kan keutamaan halalbihalal? Melalui semangat saling meminta dan memberi maaf ini, maka ruang-ruang sosial yang ada bisa dinormalisasi kembali. Kalian bisa bayangkan nggak, kalau halalbihalal bisa didayagunakan secara optimal untuk menormalisasi ruang kebangsaan kita yang terbelah sejak hampir satu dekade ini, sehingga bisa kembali cair dan menghangat.
Itulah tiga keutamaan halalbihalal yang bisa menjadi perekat sosial antar penghuni ruang-ruang sosial yang ada. Dan misi ini tentu sejalan dengan kualitas takwa yang menjadi goal yang ingin dicapai orang-orang yang berpuasa, seperti dijelaskan tentang ciri orang bertakwa dalam QS. Ali Imran: 133-134. (*)