Dampak jelek hasad selanjutnya, 4) Orang yang hasad itu memecah bela kaum muslimin. 5) Kebaikan orang yang hasad akan hilang. 6) Orang yang hasad akan terus berada dalam keadaan sedih. 7) Orang yang hasad itu sebenarnya menginginkan sendiri pada dirinya bencana. 8) Orang yang hasad menyebabkan turunnya musibah karena setiap musibah itu disebabkan karena dosa, dan 9) Orang yang hasad tidak disukai manusia.
- Hasad berdampak jelek di dunia maupun di akhirat
Cara menghilangkan hasad dari diri sendiri saat orang lain dapat nikmat adalah dengan mengetahui dampak buruk hasad baik di dunia maupun di akhirat.
Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah berkata, “Ketahuilah bahwa orang yang didengki (dihasadi) akan mendapatkan kebaikan dari orang yang hasad. Kebaikan dari orang yang hasad akan diambil dan akan diberi pada orang yang dihasadi. Apalagi sampai ada ghibah dan menjelekkan.” (Fiqh Al-Hasad, hlm. 47)
Baca Juga:Pencuri Motor Ditangkap di Kebun Tebu, Sempat Kejar-kejaran dengan Korban, 2 Km dari TKP6 Tips Mencari Kerja Menurut Ajaran Islam, Jauhi yang Haram!
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا, فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ, فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ
“Barangsiapa yang berbuat zalim pada saudaranya, maka hendaknya dia meminta kehalalan padanya, karena kelak di akhirat tiada lagi dinar maupun dirham sebelum kebaikannya diambil untuk saudaranya (yang dia zalimi). Bila tidak memiliki kebaikan maka kejelekan saudaranya (yang dia zalimi) akan diberikan padanya.” (HR. Bukhari, no. 6534)
- Selalu bersyukur dengan yang sedikit
Cara menghilangkan hasad dari diri sendiri saat orang lain dapat nikmat berikutnya dengan selalu bersyukur atas nikmat yang ada. Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ
“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 667)
- Selalu memandang orang yang di bawahnya dalam masalah dunia
Selalu memandang orang yang di bawahnya dalam masalah dunia merupakan cara menghilangkan hasad dari diri sendiri saat orang lain dapat nikmat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
إِذَا نَظَرَ أَحَدُكُمْ إِلَى مَنْ فُضِّلَ عَلَيْهِ فِى الْمَالِ وَالْخَلْقِ ، فَلْيَنْظُرْ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْهُ
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang lain diberi kelebihan harta dan fisik [atau kenikmatan dunia lainnya], maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari, no. 6490; Muslim, no. 2963)