Dalil bahwasanya perbuatan nonibadah jika sebagai wasilah (perantara) pada ketaatan atau ibadah dapat bernilai pahala dapat disimpulkan dari firman Allah Ta’ala,
لَا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
“Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shalih.” (QS. At Taubah: 120). Ayat ini menunjukkan bahwa wasilah (perantara) yang mendukung terwujudnya ibadah dianggap sebagai ibadah pula dan berpahala di sisi Allah.
Ilustrasi berlibur (Sumber foto:freepik.com)
Contoh safar mubah yang bisa bernilai ibadah:
- Safar yang diisi dengan amalan shalih seperti zikir dan doa.
- Jalan-jalan ke luar kota dan dituju adalah pondok pesantren sunah, di sana bisa menggali ilmu agama walau nantinya punya tujuan untuk berekreasi ke pantai atau lainnya.
- Safar sambil bakti sosial pada masyarakat miskin. Walau ada liburannya, namun bisa raih pahala.
- Mengambil waktu rehat setelah beraktivitas panjang agar setelah mengambil rehat lebih semangat beraktivitas untuk memperdalam ilmu agama, giat ibadah dan berdakwah.Ini yang ditemukan pada sebagian ulama atau ustadz. Ada waktu luang yang mereka gunakan untuk berekreasi biar lebih semangat lagi dalam aktivitas dakwah.
Beberapa contoh di atas menunjukkan bahwa dengan niatannya itulah yang menjadikan safar tersebut menjadi ibadah.
Baca Juga:Dorong Mobil Pemudik yang Mogok, Gerak Cepat Satgas OKC 2023 Polres Pekalongan3 Adab Safar (Bepergian), Jadikan Safarmu Ibadahmu
Begitu pula waktu luang di saat safar bisa dimanfaatkan untuk hal yang bermanfaat seperti membaca Al-Quran, membaca buku Islam yang bermanfaat atau lebih canggih lagi browsing situs-situs Islam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; beliau bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi, no. 2317; Ibnu Majah, no. 3976).
Demikian ulasan singkat agar safar yang mubah seperti liburan atau traveling dan jalan-jalan bisa bernilai ibadah. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.(had)