PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.ID – Meskipun terus dilakukan sosialisasi dan diwadahi melalui festival, namun masih banyak ditemui balon udara liar yang diterbangkan pada momen Syawalan di Kota Pekalongan, Sabtu (29/4/2023).
AirNav mncatat, dari hasil pantauan petugas gabungan tercatat ada sekitar 70 balon udara yang lolos diterbangkan secara liar yang tidak sesuai dengan egulasi Permenhub 40 tahun 2018.
“Jadi teman-teman dari aparat TNI-Polri, Dishub, AirNav, mereka patroli di sekitar sini (stadion Hoegeng) yang diterbangkan di luar regulasi. Dari pantauan ada sekitar 70 balon, itu perkiraan kami. Balon yang diterbangkan di luar festival ini dan tidak sesuai dengan regulasi Permenhub 40 tahun 2018,” ungkap General manager AirNav Semarang, Mi’wan Muhammad Bunay.
Baca Juga:Keren! Warna-Warni Balon Udara dalam Pekalongan Ballon Festival 2023 Turut Meriahkan Momen Syawalan di Kota PekalonganTahap Pencalonan DPRD Pemilu 2024 Dimulai, Parpol Diharapkan Jangan Daftar saat Injury Time
Sementara berdasarkan laporan dari pilot atau pilot report, dikatakan Mi’wan tahun ii di wilayah Semarang hanay ada tiga laporan penerbangan balon udara liar.
Pekalongan Ballon Festival menarik antusias masyarakat.(foto/radarpekalongan/ainul)
Jumlah itu menurun drastis dari tahun sebelumnya di mana terdapat 12 pilot report terkait balon udara. Sedangkan secara nasional, hingga kemarin tercatat ada 20 pilot report terkait penerbangan balon udara secara liar.
“Bahkan ada satu balon udara yang mencapai ketinggian 39.000 kaki dan mengganggu penerbangan luar negeri dan rutenya sempat dialihkan. Sehingga yang kami khawatirkan jika ini mengganggu penerbangan luar negeri maka bisa mencoreng nama Indonesia. Sehingga kami berharap masyarakat bisa sadar dengan hal ini. Bahwasannya penting menerbangkan balon udara sesuai dengan Permenhub 40 tahun 2018,” tuturnya.
Satu Balon Udara Liar Capai Ketinggian 39.000 Kaki
Warna-warni balon udara dalam Pekalongan Ballon Festival.(foto/radarpekalongan/ainul)
Untuk balon udara liar yang mencapai ketinggian 39.000 kaki, bahkan berdampak pada dialihkannya jalur pesawat yang melintas.
“Kejadiannya tanggal 26 kemarin, itu Qatar Airlines. Sehingga rutenya digeser, masih di jalur yang sama tapi digeser. Ini bisa menjadi catatan jika menjadi informasi di dunia penerbangan internasional. Bisa menjadi pertanyaan aman tidak sebenarnya penerbangan di Indonesia. Ini yang kita jaga,” tandasnya.