Radarpekalongan.id – Biang keringat memang menjadi Maslah kesehatan yang umum terjadi pada bayi,ruam kulit kemerahan ini akan menimbulkan rasa gatal yang amat sangat pada bayi.
Saat cuaca panas, biang keringat lebih mungkin dialami anak-anak ya Bunda, jika tidak segera diatasi maka bisa membuat anak rewel karena rasa gatalnya.
Dikutip dari Hopkinsmedicine biang keringat biasa disebutkan juga milaria, yaitu ruam kulit yang disebabkan oleh keringat yang terperangkap dibawah kulit. Keringat bisa terperangkap dalam kulit jika saluran sempit yang digunakan untuk tempat mengalir keringat tersumbat.
Baca Juga:Gudep 26.15.15/16 Menuju Gudep Mantap 2023Inilah 4 Penyakit Anak yang Tidak Butuh Antibiotik, Jangan Sampai Salah ya Bunda
Area yang sering mengalami biang keringat
Biang keringat lebih banyak dialami oleh anak-anak yang tinggal di daerah panas dan lembab.
Nah, berikut adalah area yang sering mengalami biang keringat
- Leher
- Punggung
- Dada
- Paha
- Di bawah skrotum
- Perut
- Wajah
Penyebab biang keringat
Melansir dari lama resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia bahwa kulit pada bayi masih dalam tahap perkembangan serta penyempurnaan. Contohnya penyerapan dan pengeluaran kulit yang belum sempurna jadi banyak terdapat banyak yang mengalami keringat berlebihan.
Normalnya, keringat keluar dari pori-pori namun dari penyebab yang belum diketahui kulit ari-ari bayi yang harusnya selalu berganti jadi tidak berganti. Nah kulit ari yang tidak berganti tersebut akan menyumbat pori-pori kulit. Sehingga keringat akan terus menumpuk karena tidak bisa keluar melalui pori-pori sehingga akan muncul lepuhan-lepuhan halus sebesar pangkal jarum.
Ilustrasi bayi mengalami biang keringat (foto: freepok.com)
Dan tak jarang di sela-sela lepuhan itu akan muncul bintik merah yang rasanya sangat gatal. Daerah yang rawan terhadap serangan biang keringat ini adalah dahi, leher, bahu, dada, punggung, dan lipatan-lipatan kulit.
Penyebab biang keringat lainnya
Selain kulit bayi masih dalam penyempurnaan, Penyabab lainnya pun tidak kalah berperan seperti :
- Lingkungan yang panas dan lembab
- Aktivitas fisik
- Demam
- Memakai kain sintetis yang dekat dengan kulit
- Memakai perban tidak berpori
- Bed rest yang berkepanjangan
- Penggunaan beberapa obat, terutama yang mengurangi keringat
- Terapi radiasi beberapa kondisi kesehatan, seperti nekrolisis epidermal toksik.