Tika Bima

Tika Bima
0 Komentar

Kondisi jalan tersebut membuat saya harus mengendarai sepeda motor dengan pelan. Ekstra hati-hati. Jika tidak, saya bisa tergelincir.

Setelah melintasi jalan tersebut, akhirnya saya bisa sedikit merasakan jalan mulus. Namun lagi-lagi saya harus melintasi jalan rusak yang berlubang. Terdapat banyak batu besar yang sebelumnya digunakan untuk menimbun lubang-lubang yang dalam.

Setelah itu tibalah saya di jalan berlumpur. Yakni di Kampung Donoarum, Kecamatan Seputih Agung.

Baca Juga:Buruan, Mitsubishi Tawarkan Promo Menarik di Bulan Mei 2023Jadi Pesaing Honda HR-V, Mitsubishi Patenkan Desain SUV Terbaru

Alhamdulillah, setelah melewati kurang lebih 250 meter saya bisa merasakan jalan yang cukup mulus. Dari Kecamatan Seputih Agung sampai Kecamatan Kotagajah.

Lancar.

Beberapa titik kerusakan jalan di Kecamatan Kota Gajah tidak terasa.

Saat memasuki wilayah Kabupaten Lampung Timur, saya kembali disuguhi jalan yang berlubang-lubang. Terutama di Jalan Raya Purwosari, Kecamatan Batanghari Nuban.

Meski tidak terlalu parah, sepanjang kanan dan kiri jalan banyak yang berlubang. Atau tambalan. Saya harus berhati-hati saat melintasinya.

Ternyata akses menuju rumah Bima di Kecamatan Raman Utara, juga rusak. Bahkan jalan tepat di depan rumah Bima di Desa Ratna Daya, Kecamatan Raman Utara pun rusak. Dan berdebu.

Sungguh butuh perjuangan menuju rumah TikTokers muda tersebut. Banyak sekali jalan rusak yang harus saya lewati untuk sampai ke kediamannya.

Saya baru sampai di depan rumah Bima, pukul 12.10 WIB. Parkir motor. Membersihkan debu yang menempel di pakaian. Baru kemudian menekan tombol bel di rumah Bima.

Yang membukakan pintu adalah Anggun, kakak Bima. Saya langsung mengucapkan salam dan memperkenalkan diri: bahwa saya Tika jurnalis media Radar Lampung TV, Radar Lampung Group. Saya ingin bertemu dengan orang tua Bima.

Baca Juga:Nih Catat Tanggalnya, Ari Lasso Gelar Konser 3 Dekade Perjalanan CintaIndonesia Dapat Tambahan Kuota Haji 8 Ribu Jemaah, Kemenag Batang : Kita Dapat Tambahan 35 Jemaah

Kemudian muncul ibunda Bima. Namanyi: Sringatun. Dia ikut mempersilakan masuk. Kami pun duduk di kursi ruang tamu. Tak lama kemudian ayah Bima, Juliman Rumbiono menyapa saya. Ia lagi bersiap pergi ke masjid dekat rumah Bima: salat duhur.

Tentu saya mengutarakan maksud dan tujuan saya berkunjung ke rumah mereka. Sringatun langsung bercerita tentang Bima. Mulai dari saat dia masih sekolah SD hingga Bima melanjutkan pendidikannya di Australia.

0 Komentar