Terkait tujuan TOT ini yakni menyiapkan guru menjadi fasilitator anti perundungan untuk melatih anak menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing khususnya dalam rangka untuk mengurangi bullying maupun perundingan. Selain itu juga menyebarkan nilai-nilai positif.
Menurutnya, kegiatan ini jadi momen yang luar biasa untuk kota Pekalongan tidak hanya bagi pihak sekolah tetapi orang tua dan masyarakat, sebab banyak pelaku bullying tidak merasa atau menyadari bahwa perilakunya termasuk bullying, padahal bullying bagi anak-anak luar biasa dampak untuk psikologis dan mental.
“Yang kita ingin bullying kita tekan baik di tingkat sekolah, masyarakat dan keluarga, khusus kota Pekalongan punya keinginan perundungan di sekolah bisa diminimalisir syukur-syukur zero kasus,” tandas Teguh.
Baca Juga:500 Pekerja Rentan Kota Pekalongan Diikutkan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, SBS : Wujud Perlindungan Hak BuruhKonsep Pembangunan Pasar Banjarsari Dengan Anggaran Rp 163 M Mengusung Model Pasar Rakyat
Guru dilatih menjadi fasilitator anti perundungan di aula B Kantor Dindik setempat.(Radarpekalongan.id/Dindik)
Sementara itu, fasilitator nasional SMPN 12 Kota Pekalongan, Amie Oktiningsih mengungkapkan, setelah ini tugas dari peserta yakni membentuk anak-anak menjadi agen. Agen fasilitator anti perundungan ini akan bertugas memfasilitasi peserta didik yang lain. Calon agen harus bisa berkomunikasi secara efektif, bagaimana mereka bisa membujuk supaya korban berani melaporkan tanpa takut sesuatu.
“Intinya yang kami harapkan perundungan jangan sampai menyebar, anak akan lebih tidak ada yang ditakutkan, saya ini korban saya harus lapor kemana dulu, sudah kami ajarkan di agen karena merekalah yang paling dekat di lingkup kelas,” jelas Amie.
Setelah membentuk agen perubahan lebih dahulu dan sudah berjalan 2 tahun, Amie terus melakukan penyegaran dalam mendampingi mereka selain itu juga selalu menyisipkan agen di tiap kegiatan sekolah seperti ekstrakurikuler.
“Kita tidak berhenti pada agen inti, kita terus tambah agen apalagi di kegiatan diluar KBM seperti saat mereka belajar bersama atau kegiatan ekskul, biasanya bullying terjadi di celah itu, semoga upaya ini bisa membawa perubahan yang baik,” pungkasnya. (dur)