Bullying adalah tindakan berulang yang menyakiti atau menyusahkan orang lain dengan maksud untuk mengontrol, mengintimidasi, atau merusak orang lain. Meski terdapat alasan bullying yang dipraktikkan pelaku, hal ini tetap tidak bisa dibenarkan.
Perilaku bullying datang dalam segala bentuk—termasuk siksaan verbal, serangan sosial, agresi fisik, dan ejekan—dan dapat terjadi baik secara langsung atau melalui media sosial atau internet pada umumnya. Apakah intimidasi itu singkat atau berkelanjutan, itu dapat memiliki konsekuensi yang menyakitkan dan bertahan lama yang terwujud dalam kerusakan psikologis atau fisik.
Sayangnya, intimidasi cukup umum. Dan meskipun meresap di sekolah dasar hingga sekolah menengah, hal itu juga dapat terjadi di lingkungan lain termasuk dengan saudara kandung di masa kanak-kanak dan hingga dewasa di antara rekan kerja, pengawas kerja, kelompok teman, dan komunitas sosial lainnya.
7 Alasan Bullying yang Umum Dimiliki Pelaku
Sumber: freepik.com
Baca Juga:Bantu Kamu Mengendalikan Diri, Lakukan 5 Hal Ini Saat MarahRasa Syukur pada Anak Sangat Krusial, Praktikkan 5 Cara Menumbuhkannya
Mengingat betapa merusaknya intimidasi bagi orang lain, dapat dimengerti mengapa orang-orang melakukan intimidasi pada awalnya. Artikel ini mengeksplorasi alasan bullying yang umum.
Pelaku Mengalami Trauma Emosional
Kamu mungkin akrab dengan ungkapan, “menyakiti orang menyakiti orang.” Meskipun trauma pribadi tidak memberi siapa pun alasan bullying untuk menyakiti orang lain, terkadang hal itu dapat memberi kita wawasan tentang cara kerja orang lain.
“Seringkali, orang yang dengan sengaja berusaha mengintimidasi orang lain terluka karena pengalaman hidup mereka yang sulit, dan mereka tidak memiliki keterampilan untuk mengatasi rasa sakit mereka dengan cara yang sehat sehingga mereka mengungkapkan rasa sakit mereka kepada orang lain,” jelas Michelle Felder, LCSW, terapis, dan pendiri Parenting Pathfinders.
Mereka Tidak Merasa Aman
Setiap komunitas dapat memiliki tingkatan “status sosial” yang tidak terucapkan, yang dapat mendorong orang dengan kecenderungan intimidasi untuk mencela orang lain demi keuntungan sosial. Mereka akhirnya merasa tidak aman dan itu menjadi alasan bullying dilakukan. Mereka menggertak orang lain sebagai sarana untuk menyesuaikan diri atau membuat diri mereka merasa lebih unggul.