Penting untuk diingat bahwa kemarahan tidak selalu diungkapkan dengan cara yang sama. Ungkapan kemarahan lahiriah seperti membentak atau memecahkan barang mungkin lebih terlihat, tetapi kemarahan juga dapat diungkapkan dengan cara yang lebih ke dalam atau pasif.
Saat kamu mengarahkan kemarahan ke dalam, kamu mungkin melakukan hal-hal untuk menghukum atau mengasingkan diri. Kamu mungkin mencaci diri sendiri dengan pembicaraan negatif atau bahkan terlibat dalam tindakan yang merugikan diri sendiri.
Kemarahan pasif sering melibatkan menahan perhatian atau kasih sayang untuk menghukum orang lain. Perlakuan diam dan merajuk adalah dua contoh ekspresi kemarahan yang lebih pasif.
Ubah Pemikiranmu
Baca Juga:Rasa Syukur pada Anak Sangat Krusial, Praktikkan 5 Cara MenumbuhkannyaReceiving Gift, Merasa Dicintai Saat Menerima Hadiah
Salah satu cara untuk mengurangi kemarahan dan tetap mengendalikan diri adalah mengubah cara berpikirmu tentang peristiwa, orang, atau situasi. Ketika kamu menemukan dirimu berfokus pada hal-hal dengan cara yang negatif atau tidak rasional, mudah terjebak dalam emosi yang terasa dramatis dan bahkan berlebihan.
Pembingkaian ulang kognitif adalah teknik yang sering digunakan dalam beberapa jenis terapi untuk membantu mengubah cara berpikir orang tentang hal-hal yang terjadi pada mereka. Dengan mengubah pikiran-pikiran ini, ksmu mungkin tidak akan mengalami emosi negatif seperti kemarahan.
Gunakan Strategi Relaksasi
Selain pernapasan dalam, mempelajari strategi relaksasi seperti mindfulness, meditasi, visualisasi, dan relaksasi otot progresif dapat membantumu tetap bisa mengendalikan diri saat marah.
Misalnya, mindfulness adalah pendekatan yang mendorong orang untuk fokus di sini dan saat ini, termasuk perasaan mereka saat ini. Mempelajari bagaimana memperhatikan perasaanmu dapat menumbuhkan rasa kesadaran diri yang lebih besar dan sering kali memungkinkanmu untuk melihat situasi yang memicu kemarahan dengan cara yang lebih terpisah.
Pahami Mengapa Kamu Merasa Marah
Selain menemukan cara baru untuk berpikir dan merespons ketika berusaha tetap mengendalikan diri, penting juga untuk memahami apa yang mungkin memicu kemarahanmu. Kemarahan dapat disebabkan oleh beberapa hal yang berbeda.
Faktor-faktor seperti kepribadian, gaya kopingmu, hubunganmu, dan tingkat stresmu semuanya dapat berperan dalam menentukan seberapa besar kemarahan yang kamu alami sebagai respons terhadap situasi dan pemicu yang berbeda.