RADARPEKALONGAN.ID – Kerja lembur sering kali menjadi kebiasaan oleh sebagian orang. Entah itu berdasarkan keinginan sendiri ataupun berdasarkan perintah atau prosedur kerja dari perusahaan.
Namun, tahukah kamu bahwa kerja lembur dapat berdampak kepada kesehatan mental dan juga akan sangat berdampak bahaya bagi kesehatan.
Umumnya, jumlah jam kerja rata-rata di Indonesia sekitar 40 jam per minggu. Namun, tak sedikit orang memilih bekerja lebih dari 40 jam per minggu. Hal ini karena berbagai alasan, seperti adanya tenggat waktu pengumpulan pekerjaan yang makin dekat, ingin menyelesaikan pekerjaan yang tertunda ketika siang hari, ataupun dalam rangka menambah penghasilan.
Baca Juga:8 Manfaat Daun Katuk yang Sangat Menakjubkan untuk Kesehatan5 Cara Mencegah Dehumanisasi untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik
Masalahnya adalah banyak orang yang belum paham betul bahwa kebiasaan lembur tak hanya berdampak negatif atau buruk terhadap tingkat produktivitas seseorang, tetapi juga mampu berdampak terhadap kesehatan mental seseorang. Berikut akan dijelaskan mengenai bahaya kerja lembur yang penting untuk diketahui.
1. Menimbulkan depresi
Adapun bahaya kerja lembur bagi kesehatan mental yang pertama yakni dapat menimbulkan depresi pada seseorang. Bagi masyarakat perkotaan lembur ataupun bekerja di luar jam kerja, sepertinya sudah dijadikan sebagai suatu kebiasaan.
Meskipun kerja lembur sudah tak asing lagi di kalangan para pekerja, nampaknya, banyak orang yang belum mengerti betul dampak depresi yang ia rasakan sumbernya dari mana.
Depresi merupakan salah satu dampak kerja lembur yang sering kali dirasakan oleh banyak pekerja atau para karyawan.
Dilansir dari halodoc, menurut sebuah jurnal yang sudah dipublkikasikan oleh The New England Journal of Medicine yang berjudul Work Hours and Depression in U.S. First Year Physicians, yang menjelaskan semakin bertambahnya jam kerja seseorang pada setiap minggunya, maka semakin besar pula kemungkinan mereka untuk tersering depresi.
Depresi kerap kali menimpa mereka yang mempunya pekerjaan dengan banyak tekanan seperti dokter, perawat, ataupun akuntan. Selain itu wanita akan lebih mudah atau rentan untuk mengalami depresi akibat jam kerja yang panjang.
Mengapa perempuan seringkali mudah terserang depresi? Karena perempuan mempunyai tugas ganda yang harus ia kerjakan. Contohnya adalah mengerjakan pekerjaan utama dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga serta ia juga diharuskan untuk merawat anggota keluarga.