Radarpekalongan.id – Bagaimana cara mengatasi anak hiperaktif? Eits..tapi jangan salah ya Ayah Bunda tidak semua anak yang aktif adalah hiperaktif, padahal mungkin dia hanya aktif saja. Biar tidak keliru yuk kenali tanda-tandanya dan cara mengatasi anak hiperaktif!
Ciri-ciri anak hiperaktif
Anak hiperaktif adalah dimana kondisi anak yang senantiasa aktif tidak melihat waktu, situasi dan suasana sekitar.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri anak hiperaktif yang perlu orang tua tahu.
Baca Juga:7 Tips Mengendalikan Emosi Saat Mendisiplinkan Anak, Panduan Penting Bagi Orang Tua!Bagaimana Cara Memupuk Tanggung Jawab pada Anak? Simak Tipsnya!
- Berlari dan berteriak saat main meski berada di dalam ruangan.
- Berdiri di tengah kelas dan berjalan-jalan ketika guru sedang bicara.
- Bergerak dengan cepat sampai menabrak orang lain atau barang-barang.
- Bermain terlalu kasar sampai melukai anak lain bahkan diri sendiri.
- Bicara terus menerus.
- Sering mengganggu orang lain.
- Bergerak meski sedang duduk.8.Gelisah dan ingin mengambil mainan.
- Kesulitan untuk fokus dan duduk diam saat makan atau bermain.
Hal tersebut akan menjadi masalah bagi anak yang hiperaktif karena anak yang hiperaktif tidak bisa berkonsentrasi baik di rumah maupun di sekolah.
Hiperaktif juga bisa membuat masalah dengan hubungannya bersama teman, keluarga ataupun guru dan rekan kerja.
Lambat lain orang yang mengalami hiperaktif bisa membuat gangguan kecemasan ataupun depresi, karena kondisi tersebut serta respon orang lain terhadap dirinya.
Meski keduanya adalah kondisi yang berbeda, namun hiperaktif termasuk ke dalam gangguan tumbuh kembang anak jenis ADHD.
Apa penyebab anak hiperaktif?
Hiperaktif termasuk dengan masalah kesehatan mental dan fisik. Jadi kondisi hiperaktif adalah kondisi penyakit yang tidak bisa berdiri sendiri.
Penyebab umum terjadinya anak hiperaktif adalah
- ADHD (attention-deficit hyperactivity disorder).
- Hipertiroidisme.
- Gangguan otak dan gangguan saraf pusat.
- Gangguan psikologis.
Jika kondisi hiperaktif sebuah akibat dari kondisi gangguan tiroid, gangguan otak, atau gangguan saraf pusat, maka anak membutuhkan pengobatan untuk mengatasi kondisi tersebut.
Sementara itu, jika penyebab hiperaktif merupakan gangguan emosional, anak akan memerlukan bantuan dari spesialis kesehatan mental bersamaan dengan pengobatan atau terapi perilaku kognitif.