Pemicu Kesehatan Mental Remaja (21 thn+) Usai Lebaran, Apakah Bisa Dibilang Aman?

Kesehatan mental remaja
Ilustrasi kecemasan. (jcomp/freepik)
0 Komentar

3. Sulit berkonsentrasi

Remaja yang mengalami gangguan mental cenderung sulit fokus atau memperhatikan dalam waktu yang lama. Selain itu, mereka juga memiliki kesulitan untuk tenang, pikirannya yang penuh dan melayang-layang tanpa arah sering kali juga membuat mereka untuk tidur.

4. Menyakiti Diri Sendiri

Biasanya, hal ini menjadi akumulasi dari perasaan stres serta menyalahkan diri sendiri karena gangguan mental juga mengakibatkan seorang remaja sulit untuk mengelola emosi.

Kekhawatiran serta rasa takut yang berlebih dapat berujung pada keinginan untuk menyakiti diri sendiri. Hal ini perlu kita cermati karena tidak menutup kemungkinan berujung pada percobaan bunuh diri.

Baca Juga:8 Gejala Sipilis pada Wanita, Wajib Waspada Sebelum Terlambat!Pedoman Stem Cell

Bagaimana, apakah tanda-tanda di atas sudah kalian alami? atau justru membuat kalian semakin overthinking? semoga saja tidak, ya!

Penting bagi kita para remaja untuk mengetahui tanda atau gejala dari penyakit mental, hal tersebut agar kita lebih berhati-hati dan dapat digunakan untuk menjaga orang-orang disekitar kita dari belenggu penyakit mental.

Berbicara mengenai pertanyaan saat moment lebaran, pertanyaan yang sering ditanyakan pada remaja usia 21+ adalah “kuliah dimana?”, “sekarang semester berapa?”, “kapan lulus?”.

Alih-alih mengikuti tren, pertanyaan-pertanyaan tadi justru membuat para remaja overthinking. Seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut melayang-layang dan menghantui saat malam tiba, yang akhirnya berpengaruh pada performa dan Kesehatan tubuh.

Perasaan yang muncul tersebut, menbuat tidak sedikit remaja lebih memilih jalan aman untuk berdiam diri dan membatasi diri dari lingkungan sosial yang ada, guna untuk meminimalisir pertanyaan-pertanyaan yang membuat dirinya down.

Bahkan tidak heran jika muncul rasa ingin segera melarikan diri dan Kembali ke tempat rantau karena merasa insecure jika terlalu lama berada di rumah.

Rasa khawatir karena takut ditanya saat lebaran membuat diri kita selalu gelisah dan tidak tenang, padahal moment yang sedang kita hadapi ini adalah moment bahagia bukan sebaliknya.

Lantas, apakah hal-hal pemicu ketidaksehatan mental tersebut dapat diminimalisir?

Baca Juga:Inspirasi Milad ke-26, Paguyuban Boler Sajikan Hiburan Hingga Pengajian dan SantunanHari Museum Internasional 18 Mei, Apakah Museum Masih Tetap Membosankan?

Tips Meminimalisir Gangguan Kesehatan Mental Remaja

Berikut adalah sedikit tips yang dapat anda lakukan untuk meminimalisir hadirnya rasa ketidaksehatan mental:

1. Jalin Komunikasi yang baik dengan Orang tua

0 Komentar