Zaytun Salmon

Zaytun Salmon
Dahlan Iskan melihat galangan kapal Syekh Panji Gumilang. disway.id
0 Komentar

Syekh Panji mendatangkan kayu khusus dari Sulawesi dan Kalimantan. Dalam bentuk gelondongan. Di dekat galangan ini ada fasilitas penggergajian kayunya. Milik sendiri pula.

Dua kapal baru itu, salah satunya berukuran 600 ton. Kapal kayu. Ini tergolong sangat besar untuk kapal penangkap ikan. Yang banyak berlabuh di pelabuhan ikan Muara Baru Jakarta itu umumnya hanya 200 ton. Atau di bawah itu.

Berarti kapal made in Al-Zaytun ini bisa lebih lama di tengah laut. Pun bisa berlayar sampai ke pusat ikan di Laut Arafuru dekat pulau Banda. Apalagi kapal itu dilengkapi cold storage. “Minus 60 derajat,” ujar Syekh Panji.

Baca Juga:Yuk Intip KUB Telaga Rejeki Binaan BPI, Sehari Bisa Hasilin Rp500 ribu lhoI-baru CSIS

Berarti kualitas ikan hasil tangkapan kapal ini bisa dipertahankan tetap tinggi. Harga ikannya pun bisa lebih baik.

Itulah problem besar ikan asal Indonesia. Tiba di pelabuhan kualitasnya sudah menurun. Maka biar pun ekspor ikan kita tinggi, hasil dolarnya kurang tinggi.

Kapal Al-Zaytun itu nanti memang akan berjuang ke Laut Arafuru. Jadi, kapal-kapal itu akan dipakai sendiri. Al-Zaytun lagi sangat serius membangun jaringan bisnis perikanan.

Begitu penuh dengan ikan Arafuru, kapal itu akan kembali ke Indramayu. Tidak ke Ambon, Bitung, Makassar, atau Surabaya. Di pantai utara Indramayu itu kini sedang dibangun juga industri pengolahan ikan. Di situ juga dibangun cold storage yang besar.

Al-Zaytun sudah membeli tanah di pantai itu seluas 350 hektare. Dan masih akan terus ditambah.

Di samping galangan kapal, cold storage dan pengolahan ikan Syekh Panji juga akan membangun fasilitas dok. Lalu pembuatan kapal plat baja.

Begitu dua kapal baru itu meluncur ke laut, akan segera dibangun kapal ketiga dan keempat.

Baca Juga:Wah Parah Nih, Kasus HIV AIDS di Batang Tertinggi Se Jateng, Dewan : Eksekutif Segera Berantas Prostitusi!Belum Miliki Layanan Aduan Kasus Cabul, Bupati : Sementara Pakai Call Center 110 Polres Batang

Al-Zaytun sebenarnya ingin membeli lahan bekas madrasah Darussalam yang terjepit di antara lahannya. Agar menyatu dalam satu hamparan. Madrasah itu sudah lama mati. Punya masalah di internal keluarga mereka. Al-Zaytun tidak mau terbawa ke konflik keluarga.

Dari galangan kapal ini madrasah itu terlihat dekat. Pun kubah masjidnya yang besar. Madrasahnya sudah tutup. Masjidnya sudah lama tidak dipakai.

0 Komentar