Tidak juga dibuka.
Mathur mulai berpikir untuk menjadi anggota DPRD Jatim. Ia ingin mendapat data dari dalam. Ia pun mendekati pengurus Golkar Bangkalan. Ia ingin maju dari Golkar.
Keinginannya itu dihalangi oleh Bupati Fuad Amin. Ia kenal ketua Golkar Jatim Martono. Ia berjuang lewat atas. Mathur pun dapat nomor 7 di dapil Madura. Tapi nomor itu pun dihilangkan.
Maka untuk Pemilu 2014 itu Mathur mencari partai apa pun yang bisa menerima dirinya. Ketemulah: Partai Bulan Bintang. Ia maju lewat PBB. Tidak terpilih. Tidak ada waktu untuk sosialisasi.
Baca Juga:Waduh Bagaimana Ini, Jemaah Haji Sampai Kelaparan Karena Maskapai iniZaytun Deposito
Di Pemilu 2019 ia maju lagi. Juga lewat PBB. Dapil Madura. Berhasil. Ia menjadi satu-satunya anggota DPRD provinsi Jatim yang dari PBB. Bahkan di seluruh Jawa, PBB hanya dapat 1 kursi itu. Suara PBB begitu kecil.
Maka tidak ada fraksi PBB di DPRD Jatim. Nasibnya sama dengan Hanura yang juga hanya punya satu kursi. PKS pun tidak bisa membentuk fraksi: hanya 4 kursi. Syarat membentuk fraksi adalah lima kursi. Maka PKS, PBB, dan Hanura membentuk fraksi gabungan.
Haknya sebagai anggota DPRD sama: dapat dana Pokir itu. Mathur menggunakannya untuk membangun gedung rektorat Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darussalam. Lima lantai. Di desa Pakong, kecamatan Modung, tak jauh dari perbatasan antara Kabupaten Bangkalan dan Sampang.
Di Bangkalan, jangan kaget, kini sudah ada 9 perguruan tinggi.
Sahat Simanjuntak tertangkap KPK karena proyek Pokirnya tidak ada. Begitu banyak proyek yang tidak ada wujudnya. “Tahun 2021 saja ada Rp 1,3 triliun yang tidak ada laporan pertanggungjawabannya,” ujar Mathur.
Mathur orang Madura yang lahir di Sambas, Kalbar. Sampai SMP masih di sana. Ikut nenek. Ibunya meninggal ketika Mathur baru berumur 4 tahun. Sang ayah berumah tangga lagi.
Tamat SMP Mathur ingin masuk pondok pesantren di Madura. Sambil sekolah di SMA Pamekasan. Lalu ia kuliah di fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, Surabaya.
Di Pemilu 2024, Mathur akan maju lagi. Juga lewat PBB. Ia sudah punya akar di Madura. Tapi itu tidak harus. Kalau tidak ada manfaatnya ia tidak akan maju lagi.