Lalu, hasil penghitungan dari DPP inilah yang dijadikan dasar pemungutan PPJ.
Contoh simulasi penghitungan tarif PLN:
Beli Token Listrik 200 Ribu Dapat Berapa kWh?
Daya 900 VA
- DPP = Token listrik Rp200.000 × 100/110 = Rp181.818,181
- PPJ 10% = Rp181.818,181 × 10% = Rp18.182 (pembulatan)
- Token listrik yang diterima: Rp200.000 – Rp18.182 = Rp181.818.
- Tarif listrik 900 VA: Rp1.352 per kWh.
- kWh yang didapat: Token listrik yang diterima/tarif listrik = Rp181.818/Rp1.352 = 134,480 kWh.
Jadi, jika membeli token listrik Rp200.000 untuk daya 900 VA, pelanggan PLN prabayar di Kota Pekalongan (Nonsubsidi) akan mendapatkan listrik 134,4 kWh.
Baca Juga:3 Tips Memilih Oli yang Aman dan Berkualitas agar Tak Kena Prank Beli yang Palsu32 Biksu Menginap di Kanzus Sholawat Habib Luthfi, Dijaga Banser dan SAR, dan Cicipi Teh Kemasan Khas Pekalongan
Contoh struk bukti beli token listrik 50 ribu untuk daya 1300 VA. (Wahyu Hidayat/Radar Pekalongan)
Daya 1300 VA
Token Rp200.000 – Rp18.182 = Rp181.818
kWh yang didapat: Rp181.818/Tarif listrik
= Rp181.818/Rp1.444,7 = 125,9 kWh
Contoh struk bukti beli token listrik 200 ribu untuk daya 1300 melalui mobile banking. (Wahyu Hidayat/Radar Pekalongan)
Sehingga, untuk pertanyaan beli token listrik Rp200 ribu dapat berapa kWh daya 1300 VA, khususnya untuk pelanggan PLN prabayar Nonsubsidi di Kota Pekalongan, maka akan didapatkan hasil 125,9 kWh.
Demikianlah contoh cara penghitungan jumlah token dari yang kita beli dengan token yang didapat, serta berapa kWh yang akan diperoleh. (way)