Mayoritas orang tua pernah melakukannya: menenangkan anak dengan gadget.
Kamu sedang mengantre di toko bahan makanan atau sedang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler anak yang lebih besar dan si kecil mulai rewel. Kamu tidak bisa pergi dan rengekan serta tangisan menjadi cukup keras untuk diperhatikan orang lain. Putus asa untuk mencari solusi, kamu memilih menenangkan anak dengan gadget. Tiba-tiba, mereka terlena dengan gadget dan kamu merasa damai karena berhasil menenangkan mereka.
Meskipun kadang-kadang orang tua harus melakukan apa pun untuk menenagkan anak termasuk menenangkan anak dengan gadget, kamu mungkin ingin mempertimbangkan kembali penggunaan gadget untuk membuat anakmu tetap tenang. Sebuah studi baru mengatakan bahwa menenangkan anak dengan gadget sering menimbulkan masalah dengan pengaturan emosi pada anak-anak.
Dampak Menenangkan Anak dengan Gadget
Studi yang dilakukan di University of Michigan dan diterbitkan di JAMA Pediatrics, mengamati lebih dari 400 orang tua dan anak-anak mereka yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Para peneliti ingin mengetahui lebih banyak tentang apa yang terjadi ketika orang tua dan pengasuh menggunakan gadget sebagai alat menenangkan.
Baca Juga:Bagaimana Pengalaman Berpengaruh pada Tumbuh Kembang Anak?Perkembangan Sosial dan Emosional pada Anak, Ini 4 Cara untuk Mengoptimalkannya
Mereka menemukan hubungan antara menenangkan anak dengan gadget dan kemampuan mereka untuk mengatur diri sendiri. Dengan kata lain, anak-anak yang diberikan gadget ketika mereka rewel cenderung mengalami lebih banyak kesulitan menghadapi keadaan yang menjengkelkan di masa depan. Anak laki-laki dan anak-anak yang sudah menunjukkan masalah seperti hiperaktif, impulsif, dan keterampilan mengatasi emosi sangat terpengaruh saat pengasuh menggunakan layar untuk menenangkan mereka.
Studi ini merekomendasikan dokter anak dan penyedia layanan kesehatan harus mempertimbangkan untuk mendiskusikan pendekatan penenangan alternatif dengan orang tua.
Kesempatan Anak yang Terlewatkan untuk Belajar Menenangkan Diri Sendiri
Amukan dan emosi besar adalah hal yang umum terjadi pada rentang usia 3 hingga 5 tahun, dan sangat menggoda untuk menghentikan kegilaan dengan cara apa pun yang berhasil. Namun, pada usia inilah anak-anak perlu diberi kesempatan untuk menghadapi tantangan emosional mereka sehingga mereka dapat mengembangkan keterampilan mengatasi masalah.